Saturday, January 28, 2012

My Bodyguard Is Lee Taemin - Part 4

Anyeooooong~
Author gagal kembali lagi *tebarkolortaemin* makasih banget buat temen-temen semua yang udah nyempetin buat baca ff ini~ Gue sebenernya udah males ngepost ff ini di blog, tapi karena ada temen gue yang (ngakunya) udh baca ff ini dari part 1 ampe 3 dan maksa buat ngelanjutin...yaudah gue post deh malem ini juga :b

Gue terharu pas baca komen dari kalian :') semua kritik sama sarannya gue terima dan insyaAllah ff ini udh rada lumayan rapi lah ya, iya kan? *IYA NGGA! IYA NGGA!* Gue itu kan masih labil, jadi kalo bikin ff suka gue gonta-ganti asal aja ceritanya dan part 1 yg kemaren itu gue ganti huehehe kalo mau baca ini ya link-nya :*** terserah sih kalo mau baca atau ngga :) tapi kalo saran gue mending baca deh biar ngerti di part ini. Yah daripada kebanyakan curcol mendingan baca yaaa^^ jangan lupa kasih kritik dan saran!



Author(*)         : pacarnya taemin :*
Main Cast(*)    : - Lee Taemin
                          - Seohyun
Support Cast(*): Shinee, Shin woo, Shindong, Hyeri, Minji and blah blah blah
Length(*)         : Sequel
Genre(*)          : Romance, Humor
Rating(*)          : PG-15


Summary          : Hidupku sangat biasa,  tidak ada cerita cinta seperti di drama.Terkadang aku bosan dengan semua ini. Tetapi karena dia hidupku berubah, semua karena sebuah ramalan yang mengubah hidupku,  terutama kisah cintaku.

^^^

Siang ini anggota Shinee sedang berkumpul membahas Taemin,  tentu saja tanpa Taemin. Mereka membahas tentang keanehan Taemin saat ini. Padahal Taemin yang sedang bersama mereka bukanlah Taemin yang mereka maksud.

“Waktu itu aku selca dengan Taemin,  tetapi Taemin terlihat lebih tinggi dariku.” Kata Minho yang paling serius diantara semua yang sedang berkumpul di kamar managernya.

“Iya,  dia sekarang lebih pendiam dan kalau bicara menggunakan bahasa yang formal.” Ucap Onew yang dari tadi sedang browsing gambar ayam goreng di google.

“Hmm mungkin maknae kita begitu karena efek samping dari narkoba yang dia pakai.” Manager membuka mulut.

“Pantas saja akhir-akhir ini dia tidak menonton kartun kesukaannya.” Kata Key ngawur.

“Iya air liurnya juga tidak menetes ke bantal saat dia tidur.” Tambah Jonghyun yang semakin ngawur.

“Apa kalian percaya dengan gosip murahan itu? Adik kita tidak mungkin melakukan hal senista itu. Aku tau kalau dia sedang stres karena kelakuan Eomanya,  tapi aku yakin dia tidak akan melakukannya. Manager,  apa kau percaya dengan gosip murahan itu? Tidak kan?” Onew berapi-api,  dia tidak rela adiknya mendapat skandal murahan seperti itu.

“Ya aku percaya media lah,  kalau aku tidak percaya kita tidak akan ada disini.” Jelas manager sambil menenggak kopinya.

“Jadi... kita kesini untuk bersembunyi? Bukan untuk belajar bahasa Jepang?” Tanya Key.

“Ya iyalah,  kita kesini untuk bersembunyi dari para wartawan. Aku juga tidak mau sampai orangtua Taemin tau. Aku tau masalah apa yang sedang dia alami,  dia ingin kuliah kan? Dia tidak mau menjadi artis,  aku sudah tau hal itu.” Jawab manager.

“Poor Taemin,  dia sedang stres karena masalah dengan Eomanya belum selesai tetapi sudah ada lagi masalah yang baru. Aku tidak percaya kalau Taemin seorang pecandu,  aku sudah mengenalnya bertahun-tahun. Dia itu tidak mungkin memakai narkoba,  kalian ingat saat Taemin sakit? Dia kan susah sekali minum obat,  harus dijanjikan sesuatu baru mau meminum obatnya.” Jonghyun membela Taemin. Key,  Minho dan Onew hanya diam mencerna kata-kata dari Jonghyun. Mungkin karena Jonghyun bicara terlalu cepat jadi susah dimengerti (?).


Taemin’s POV

Sore ini langitnya cerah,  anginnya juga besar. Cuaca yang sangat mendukung untuk bermain layangan. Biasanya kalau Shinee sedang tidak ada jadwal kami akan main layangan jika cuacanya begini. Tetapi sekarang aku malah sedang mencuci mobil BMW putih tulang milik keluarga Go.

“Shin woo~” Sapa Seohyun yang sedang mengendarai sepeda ungunya. Dia memakai kaus ungu dan celana putih tiga per empat. Rambutnya di kuncir rapi dengan pita putih. Nomu yepo......

“Yaaa...” Balasku sambil tersenyum.

“Shin woo~” Sapa Seohyun lagi. Sejak tadi dia memutari halaman rumah ini dengan sepedanya.

“Hi....” Aku membalas sapaannya tanpa menoleh sedikit pun padanya. Aku sibuk mengelap ban mobil mewah ini.

“Shin woo~” Sudah berapa kali dia menyapaku. Aku tetap fokus mengelap ban mobil,  yes sebentar lagi selesai ayo Taemin hwaiting!

7 minutes later

“Shin woo.” Panggil Seohyun. Aku menoleh lalu menatapnya geram. “Sudah berapa kali kau bolak-balik kesini! Apa kau tidak ada pekerjaan lain? Ckckck mengganggu saja.”

“Ya! Kenapa kau marah padaku,  padahal aku mau mengajakmu ke tempat spesial. Ya sudah kalau tidak mau.” Seohyun menjulurkan lidahnya.

“Memangnya kemana sih? Ke salon?” Tanyaku sambil membereskan sikat dan lap mobil. Yeyeye pekerjaanku sudah selesai~

“Kau pikir salon tempat favoritku. Sudahlah cepat ganti baju! Aku menunggumu disini,  palli!” Kata Seohyun,  aku mengangguk lalu masuk kedalam rumah untuk mengambil jaket.

“Kajja kita berangkat,  aku sudah minta tolong Shindong untuk memanaskan mobil.” Aku menarik tangan Seohyun. Yeoja itu menyender di mobil makanya aku menarik dia. Dia tidak tahu bagaimana capeknya mengelap mobil itu apa.

“Tidak usah naik mobil,  kita naik sepeda ini saja. Kau yang memboncengku ya soalnya tempat spesial itu sangat jauh,  aku tidak kuat kalau harus mengendarainya.” Mwo? naik sepeda? Aku menatap Seohyun dengan tatapan tidak percaya. Dari rumah sampai gerbang saja sudah lumayan jauh kalau naik mobil,  apalagi naik sepeda?!
                                                           
                                                                        ***

“Kau tidak capek?” Kata Seohyun dengan nada khawatir.
 “Menurutmu?” Godaku. Seohyun hanya diam,  cih dia kok tidak berpegangan denganku ya? Nanti jatuh loh -_-
“Kau tidak pegangan padaku?” Tanyaku yang masih asik mengayuh sepeda.

“Menurutmu?”

“YA! Kau mengcopy kata-kataku!”

“Kenapa memangnya? Eh berhenti-berhenti!” Perintah Seohyun. Aku refleks mengerem sepeda.
“Jadi ini tempat spesialnya?” Tanyaku.
Seohyun turun dari sepeda dan berteriak “IYAAA INI TEMPAT SPESIALNYA~”

Aku memarkirkan sepeda disamping bangku taman yang sudah diduduki Seohyun.
“Shin woo, bagaimana tempat ini? Spesial kan?” Seohyun terlihat senang sekali.
“Iya,  disini sejuk dan sangat sepi.” Kataku sambil melihat kesekelilingku.

Seohyun tersenyum sambil sesekali melihat ke arahku. Aku tidak menyangka tempat spesial yang dimaksud olehnya adalah sebuah sungai yang indah aah ralat maksudku tidak terlalu indah. Disini banyak pepohonan rindang dan ada satu bangku taman yang sedang kami duduki. Aku belum melihat seorang pun selain kakek penjual minuman di seberang sana. Walaupun disini suasananya sangat damai tapi sama sekali tidak membuatku lupa akan masalah yang sedang aku hadapi sekarang.

“Shin woo,  baru kali ini kan kau ku ajak kemari hehe” Seohyun tersenyum padaku.
 “Ne,  memang kenapa kita kesini? Tumben,” Tanyaku heran. Tiba-tiba bulu kuduk ku merinding. Aku jadi berpikir kalau sungai ini sepi karena angker atau karena mendapat senyuman mengerikan dari Seohyun.
 “Kau tau Shin woo,  setiap aku punya masalah pasti aku ke tempat ini. Karena suasana disini sangat damai dan itu membuatku merasa lebih baik.” Aku Seohyun.
“Dan aku mengajakmu kesini karena aku tahu kau sedang punya masalah.” Tambahnya.

“Kenapa kau bisa tau?” Tanyaku terkejut.

“Dari pagi kau melamun terus! Kau juga terlihat sangat gelisah. Sungguh tidak enak dipandang tau!” Seohyun mencubit tanganku.

“Wow berarti kau memperhatikan aku terus ya?” Godaku.

“Ya! Kau mau mati hah?” Kata Seohyun galak,  aku hanya tersenyum lebar melihat tingkahnya.

Angin berhembus membelai wajahku. Langit biru tersenyum padaku. Disini sangat nyaman,  tetapi tidak dengan hatiku. Aku masih galau karena masalah yang sedang kuhadapi sekarang. Kenapa bisa orang-orang berpikir kalau aku seorang pecandu narkoba? Huh menyebalkan sekali -_- Padahal masalahku dengan Eommaku juga belum selesai.
Kami masih diam sejak 10 menit yang lalu,  mungkin karena terbawa suasana di tempat ini yang tenang dan sepi. Aku menatap wajah yeoja disebelahku,  yeoja yang selalu membuat dadaku bergetar dan bulu kudukku merinding secara bersamaan. Ya mungkin karena dia cantik tapi seraaam!

Aku menarik nafas perlahan,  “Seohyun aku mau cerita. Kau mau dengar?” Seohyun mengangguk dengan antusias.

“Jadi begini,  aku mempunyai teman dia sangat ingin kuliah tetapi ibunya melarangnya karena ibunya pikir itu hanya mengganggu karirnya. Lalu temanku itu kabur dari pekerjaannya. Bagaimana menurutmu? Tapi sepertinya dia akan bertanggungjawab kok dengan apa yang dia perbuat,  dia hanya ingin beristirahat lalu kembali lagi ke kehidupan lamanya. Hmm setahuku begitu,  hehe salah tidak ya kalau dia kabur dari pekerjaannya itu?” Tanyaku.
Sebenarnya orang itu adalah aku. Ya Tuhan semoga Seohyun tidak bertanya siapa temanku itu. Karena kalau seperti itu aku terpaksa berbohong lagi.

“Menurutku tidak. Ah itu sih Eommanya saja yang terlalu mengaturnya. Aku setuju kok dengan apa yang temanmu lakukan. Wah siapa namanya? Aku jadi tertarik padanya,  dia berani mengambil resiko ya?!” Kata Seohyun tanpa mengalihkan pandangannya dari daun kering yang ia pegang.

Aku tersenyum lega,  “Oh jadi tidak apa-apa ya?”

Seohyun menjatuhkan daun kering itu lalu menatapku penuh curiga. “Ya! Apa orang itu kau ya Shin woo?”

“Anio! Aku kan sudah tua buat apa kuliah lagi.” Shin woo berumur 25 tahun kan? Aiiiish aku terpaksa berbohong lagi.

“Oooh dugaanku salah ya. Jadi itu yang membuatmu sedih begini?” Seohyun tertawa kecil sambil menyikut lenganku.

“Mungkin begitu.” Yaaa tuh kan aku berbohong lagi.

“Cerita temanmu itu tidak terlalu sedih ah. 5 tahun yang lalu aku mengalami kesedihan 100 kali lipat dibandingkan temanmu itu.” Katanya dengan ekspresi datar. Aku menatapnya heran,  mungkinkah kejadian menyedihkan yang membuat sikapnya berubah seperti yang dicertakan Shindong? Wah aku mau tau bagaimana ceritanya.

“Mau kuceritakan?” Tanyanya seakan bisa membaca pikiranku. “MAU, I’m a good listener!” Jawabku dengan sangat yakin.

“Janji ya jangan ceritakan ini pada siapa pun.” Seohyun mengacungkan kelingkingnya, aku menatapnya heran lalu membalas mengaitkan kelingkingku, “Tidak selain Shindong haha.”
Seohyun tertawa kecil seperti tanpa beban, aku mengamati matanya yang indah. Disitu terpancar kepedihan mendalam di masa lalunya. “Ehem jadi begini...kau tau sebenarnya aku mempunyai kakak. Dia adalah orang yang sangat kucintai. Tapi dia sudah meninggal 5 tahun yang lalu. Saat itu aku benar-benar sangat sedih. Setiap hari seperti di neraka tanpa dia. Tidak ada lagi orang yang kujadikan panutan,  tidak ada lagi orang yang membuatku tersenyum.”

Seohyun terdiam. Dia menatap kosong sungai di depan kami. Setetes cairan bening keluar dari kelopak matanya. Suasana kembali hening. Suara isak tangisnya,  itu satu-satunya sumber bunyi yang mampu kudengar

“Aku hampir gila saat itu. Berbagai cara orangtuaku lakukan agar aku melupakan Kyuhyun oppa. Tetapi tidak berhasil,  sampai pada saat Minji mengajakku pergi. Kami pergi ke sebuah festival di Seoul,  aku diramal dan kau tau? Ramalan itu yang menyelamatkan hidupku.” Seohyun tertawa sambil membayangkan apa yang terjadi waktu itu. Matanya masih bengkak akibat menangis beberapa menit yang lalu.

“Ramalan apa?” Tanyaku penasaran. Aku melihat jam di tanganku. Jam menunjukan pukul 5 sore. Aku baru ingat kalau aku punya acara dengan Shindong jam 7 ah tapi acaraku bersama Seohyun sekarang kan lebih penting :b oke lupakan saja Shindong.

“Ramalan yang eeemmm beri tahu tidak ya? Hehe tapi kau jangan tertawa loh!” Seohyun memukul pelan lenganku sambil senyum-senyum tidak jelas.

“Cepat beritahu aku sangat penasaran!” Aku membalas pukulannya. Tetapi sepertinya terlalu keras sehingga membuatnya merintih kesakitan. Aku menatapnya dengan muka melas yang seolah-olah mengatakan ‘ampuni aku’ 

            Dia menendang kakiku, “Kau mau kupecat hah?!” Aku bersiap untuk kabur dari yeoja ini tetapi dia sudah menarik tanganku duluan.

“Ceritanya kan belum selesai, ayolah yayayaya?” Seohyun melepaskan tanganku sambil tersenyum mengerikan. Sumpah demi apa pun juga yeoja di sebelahku ini sangat labil. Terkdang dia galak lalu manis lalu galak lagi.

            Aku kembali duduk dan mencoba posisi yang nyaman untuk mendengarkan cerita dari yeoja yang menguap lebar disebelahku. Ponsel di saku celanaku bergetar, aiiiiisss pasti dari Shindong. Mengganggu saja -_-

“Waktu itu aku diramal. Peramal itu bilang kalau cinta sejatiku adalah Lee Taemin.” Deg jinjja yo?

“Wah itu sangat bagus,” Aku menahan tawaku. Aku begitu senang. Kalau disini tidak ada Seohyun pasti aku sudah melompat-lompat kegirangan dan berteriak ‘YEOJA LABIL DI SEBELAHKU INI ADALAH JODOH KU!’. Seohyun menatapku sebal, “Dulu aku sangat percaya dengan ramalan itu, sekarang tidak.” Rasa gembira yang ada di dadaku memudar saat Seohyun mengatakan itu.

Langit senja muncul, aku melirik jam ku. Sudah berapa lama kita disini, padahal jam 7 nanti aku ada janji dengan Shindong untuk menemaninya memasang gembok di N Seoul Tower.

Katanya disana sangat romantis. Banyak pasangan kekasih yang percaya bahwa jika mereka memasang gembok yang bertuliskan pesan untuk pasangannya dan melempar  kuncinya ke bawah, mereka akan bersama selamanya. Menurutku filosofi membuang kunci itu pasti tentang gembok yang tidak bisa dibuka kembali, jika ingin membukanya mereka harus mengambil kuncinya ke bawah sana, diantara ribuan kunci lainnya.

Pada akhirnya, mereka akan memilih untuk bersama dengan pasangannya masing-masing daripada encok atau mati konyol pada suhu dibawah nol derajat. Aku pernah kesana bersama para anggota Shinee dan nanti aku akan kesana bersama Shindong -_- KENAPA SELALU BERSAMA NAMJA? Yang penting aku sudah pernah kesana. Kapan ya aku kesana dengan yeoja disebelahku ini?

Aku tidak butuh filosofi gembok,obeng atau semacamnya itu. Lebih baik aku disini, di sungai yang damai bersama orang yang kusukai. Suasana disini sekarang kembali hening. Kenapa disini hening terus ya? “Dia...emm maksudku Kyuhyun hyung meninggal kenapa?” Tanyaku bermaksud memperbaiki suasana. Ternyata aku salah bukannya memperbaiki suasana aku malah memperburuk suasana.

“Dia dibunuh, dibunuh oleh seorang pecandu narkoba.” Seohyun membetulkan posisi duduknya. “Taemin juga pecandu narkoba kan? Sambungnya membuat mataku terbelalak. Ternyata Seohyun masih mempercayai gossip murahan itu.

“Jadi karena itu kau membencinya?” Tanyaku dengan nada meremehkan. “Aku...” Seohyun menghela napas. “Kau telah mengorbankan semuanya demi Lee Taemin tapi sekarang kau malah membencinya hanya karena gossip itu? Katanya kau sangat mencintainya, kenapa sekarang kau berhenti?” Potongku.

“Aku tidak membencinya karena gossip yang menyebar saat ini. Aku baru menyadari kalau selama ini aku mencintainya karena ramalan itu..., a-aku belum pernah bertemu dengannya. Bagaimana kalau ramalan itu bohong? Bagaimana kalau nanti aku bertemu dengannya tetapi dia tidak merasakan apa yang kurasakan? Tetap saja cintaku akan bertepuk sebelah tangan.”

‘Tatap aku Seohyun! Aku disini! Lee Taemin ada disini, disebelahmu. Dan dia juga merasakan apa yang kau rasakan..., cintamu tidak bertepuk sebelah tangan.’  Ingin rasanya aku berkata begitu pada Seohyun. Lagi-lagi suasana kembali hening, kami sibuk dengan pikiran masing-masing.

“Kalau kau emmm siapa cinta pertamamu?” Pertanyaan Seohyun membuat tenggorokanku kering, sebenarnya aku ingin sekali menjawab ‘Kau Seohyun’ tapi itu tidak mungkin. “Seseorang.” Jawabku singkat. Seohyun menggembungkan pipinya, “Oke aku akan memberitahukan siapa orang itu padamu..tapi nanti.” Aku mencubit pipi mulusnya. “Janji ya?” Seohyun mengacungkan kelingkingnya, aku tersenyum lalu membalas mengaitkan kelingkingku.

“Kau haus tidak? Aku beli minuman dulu ya..” Ucapku sambil melangkah meninggalkan Seohyun tanpa ingin tau jawaban dari dia ya atau tidak. Maksudku jawaban dia haus atau tidak.

                                                                        ***

Author’s POV

Langit senja kini sudah berganti dengan langit malam yang dipenuhi dengan bintang-bintang yang indah. Taemin kembali dengan 2 kotak banana milk ditangannya. Dia tersenyum kecil saat melihat Seohyun yang sudah terlelap. Seohyun mendengkur halus, Taemin melepas jaketnya lalu memakaikan jaketnya asal pada Seohyun. Taemin duduk menatap yeoja disebelahnya, dia mendekatkan wajahnya ke telinga Seohyun lalu berbisik, “Saranghe.”

                                                                        ***

Taemin melangkah ke kamarnya, ia tertawa membayangkan wajah kesal Shindong. Jelas saja Shindong kesal, mereka janjian jam 7 dan sekarang sudah jam 8.30. “Shindong!!! Sorry aku telat tadi aku menemani Seohyun. Shindong....dimana kau?” Teriak Taemin sambil mencari Shindong di kamar mereka, namun Taemin tidak mendapati sahabat barunya itu dimana pun. Sudut bibirnya terangkat saat menemukan secarik kertas di atas bantal.

‘Shin woo aku pergi dengan Min ah’

“Akhirnya mereka kencan juga, pasti hari ini Shindong akan menyatakan cintanya,” Taemin merebahkan dirinya ke kasur. Dia menatap sendu langit-langit kamarnya. “Apa yang sedang dilakukan Minho hyung dengan si jelek Shin woo di Jepang ya? Apa para hyung ku sudah tau kalau Taemin disana bukan Taemin yang asli?” Taemin mengerucutkan bibirnya, membayangkan Shin woo sedang bersenang-senang dengan hyungdeul-nya.

Ia teringat dengan masalah dengan Eommanya, “Semoga Eomma tau kalau aku sedang kabur,” Gumamnya sambil memijat keningnya pelan.

“Bagaimana caranya agar Eomma tau?” Sambungnya. “AHA! Aku kan bisa sms Eomma.” Teriak Taemin sambil menari hula-hula. Aneh sekali ya dia bertanya sendiri jawab sendiri. *authornya yang aneh*

Taemin mengambil ponsel di saku celananya. Dia mulai mengetik huruf demi huruf di ponselnya sambil tertawa tidak jelas.

‘Eomma, Taemin sedang kabur ^^ jika Eomma mau bertemu Taemin, Eomma harus mengijinkan  apapun yang Taemin inginkan, okey?’

Taemin berpikir sejenak sebelum dia menekan ‘send’, “Eomma akan lebih marah padaku jika aku mengirim sms seperti itu.” Taemin mengurungkan niatnya.

Hari semakin larut, Taemin masih berbaring di kasur sambil menghitung uang di dompetnya, “Uang cash ku hampir habis L harusnya aku tidak menitipkan credit card ku pada Onew hyung, aiiiissh pasti dia sudah pesta ayam sekarang!” Taemin membenamkan wajahnya di bantal, sepertinya dia sangat galau.(?)

Shindong datang dengan wajah yang sedih, matanya bengkak seperti habis menangis. Taemin berlari ke arah Shindong, tanpa basa-basi Shindong memeluk Taemin sambil menangis. Taemin hanya menepuk punggung Shindong, ia sudah tau apa yang terjadi pada Shindong.

                                                                        ***

Osaka, Jepang

Shin woo berjalan gontai, sudah 2 minggu lebih dia berpura-pura menjadi Taemin. Manager palsunya selalu memperhatikan gerak-geriknya, apalagi para anggota Shinee lainnya. Mereka selalu mengikuti Shin woo kemana pun dia pergi, sepertinya mereka sudah curiga pada Shin woo.

“Taemin-ah...” Panggil seorang yeoja, dia adalah yeoja yang Shin woo temui di bandara, yeoja yag membuat Shin woo ikut terbang ke Jepang.

Shin woo membalikan badannya menuju asal suara yang memanggilnya, “Oh Tiffany, mian maksudku Noona,”

Tiffany adalah seorang stylist Shinee, dia sudah lama tau kalau namja di depannya–Shin woo-bukan Taemin Shinee. Mereka bertemu di taman ini untuk membicarakan keberadaan Taemin asli karena Eomma Taemin sudah terbang dari Paris ke Jepang untuk membicarakan skandal narkoba yang terjadi pada anaknya.

Mereka duduk di sebuah bangku taman yang menghadap air mancur, gemericik air terdengar jelas saat itu karena belum ada satu pun yang memulai pembicaraan. “Jadi...apa yang akan kau lakukan?” Tanya Tiffany membuat Shin woo canggung. “Aku akan jujur.” Jawab Shin woo tegas. Tiffany menaikan alisnya, “Itu akan membuat masalah menjadi semakin besar, kau tau?”

“Fany-ah...sebentar lagi Eomma Taemin akan datang.” Shin woo menatap Tiffany sambil tersenyum. “Aku akan menjelaskan semua pada Eomma Taemin, selanjutnya aku akan pergi.” Sambungnya. Tiffany menoleh kearah Shin woo dengan mata berkaca-kaca, “Itu artinya kita berpisah?”

Shin woo hanya diam. Dia tidak menjawab pertanyaan Tiffany, karena dia sendiri tidak mau berpisah dengan Tiffany. Key berlari kearah mereka dengan tergesa-gesa. “Taemin, Eommamu sudah datang!!!” Teriak Key membuat mata Tiffany membulat. Shin woo hanya tersenyum lalu bangkit dari tempat duduknya, “Fany-ah, ada salam perpisahan?”

TBC

GIMANA???? komen ya cinta :*
 

6 comments:

  1. sekalian dung, part 5 nya sampe slesai. padahal bagus lho, sayang kalo gk diterusin...

    ReplyDelete
  2. Makasih udh bacaaaa ^^ tau ff ini dari mana? sf3si?

    Authornya labil sering ngubah2 cerita, jadi bingung sendiri deh :( TUNGGUIN NEXT PART YAAAAAAAAAAA *bighug

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pliss... lanjutin sampai selesai ya chingu,,,

      jangan macet tengah jalan, sumpah tanggung bgt loh, -_____-
      padahal ni bgus bgt

      dulu aku gk smpet ngoment gra2 gk pnya akun google. skrng uda pnya, uda beberapa bulan nungguin, :'(

      Delete
    2. ngepost jgn kelamaan ya chingu, di tunggu loh, ^^
      gk ksihan nih, sma readersnya? #psng aegyo

      Delete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  4. Author, lnjutan ff nya ko gk ada ? Yahh, pdhl ff nya keren lho dan gk ngebosenin. Di stiap part slalu mmbuat aku penasaran. Jd thor, ff nya di lanjutin lg yaa ? Yaa *smbil pasang puppy eyes* krn gk enak bgt thor rasanya klo bca ff endingnya ngegantung. Jd lnjutin lg ya thor ff My Bodyguard is Lee Taemin :)

    ReplyDelete