Title : Complete
Author : Lee Miiko a.k.a
@putriauliag
Genre : Life
Rating : PG-15
Main Cast : Semua bias
Putri :3 Kai, Sulli, Taemin~
Support Cast
: Siwon, Luhan, Chanyeol, Sehun dan Baekhyun XD
Tanpa Sulli
sadari sudut bibirnya perlahan terangkat. Ia telah
menemukan Kai nya yang lain.
Sudah dua jam berlalu sejak Sulli dipanggil ke ruangan Sooman. Tetapi suara berat lelaki tua berusia enam puluh tahunan itu masih terngiang-ngiang jelas di telinganya. Bagaimana tidak, lelaki tua itu baru saja memberitahu sesuatu yang Sulli benar-benar ingin lompat dari Namsan Seoul Tower.
Sulli melepas sepatu
ketsnya dan melemparnya sembarangan, membuat Eunji yang sedang mencoba popping terjatuh
kaget. Suasana di ruangan latihan mendadak hening ketika Sulli masuk dan
melempar sepatunya. Trainee-trainee lain yang melihat gadis itu langsung keluar
tanpa banyak bicara, mereka tahu akan ada sesuatu saat Sulli keluar dari
ruangan Sooman. Sulli menatap Eunji tajam, seakan meminta sebuath jawaban.
“Sulli-ya, a….apa yang
Mr. Sooman katakan padamu?” Tanya Eunji takut-takut.
“Jangan lagi kau sebut
nama lelaki tua itu! Muak sekali aku mendengarnya.” Jawab Sulli kasar sambil
menghentak-hentakan kakinya di lantai ruang latihan, saking kesalnya. Tanpa Sulli
sadari, pipinya sudah basah oleh air matanya sendiri. Padahal sejak di ruangan
Sooman, gadis itu sudah mati-matian menahan air matanya. Ia tidak mau terlihat
lemah di depan lelaki tua itu, bahkan di depan siapapun.
“Kau mau tau apa yg Mr.
Soo—maksudku si lelaki tua itu katakan padaku? Tapi….aku rasa kau sudah tau
semuanya, Eunji.” Sulli membasuh air mata yang masih mengalir di pipinya,
hampir saja ia mengumpat kenapa mata harus mengeluarkan air jika sedang
menangis. Keadaannya saat itu benar-benar kacau.
“A..apa maksudmu, Sulli-ya?”
“Jangan pura-pura bodoh
di depanku. Licik sekali kau, kau bilang suatu hari nanti kita akan dalam
panggung
yang sama. Tapi apa! Kau
akan debut duluan kan!”
Selama tujuh tahun Eunji
mengenal Sulli, baru kali ini gadis itu benar-benar marah padanya.
“Sulli-ya….mianhae.”
Eunji berjalan pelan ke arah Sulli dan hendak memeluknya tapi segera dilepas
kasar oleh gadis yang masih menangis itu, sehingga membuat Eunji terjatuh
dilantai. Suasana di ruang latihan saat itu sangat sepi, hanya ada mereka
berdua dan Yuri yang segera pergi saat melihat awal drama dua orang itu,
mungkin ia keluar karena tidak mau menjadi saksi jika terjadi sesuatu pada
mereka.
“Jangan memelukku!”
bentak Sulli dengan nada tinggi. “A…aku tidak butuh sahabat sepertimu.
Kau
pengkhianat!” Perkataan Sulli
sukses membuat air mata Eunji jatuh, tetapi ia mencoba tetap tenang.
“Maafkan aku.” Eunji
membasuh air mata sahabatnya. Sulli mungkin terlihat seperti sosok gadis yang
kuat dan ceria, tapi sebenarnya jauh dari apa yg terlihat. Sulli sangat rapuh dan ia membutuhkan
seseorang untuk mendampinginya. Sulli pikir orang itu Eunji, ternyata ia salah.
“A..aku debut tidak
sendiri. Aku akan duet bersama seorang yang lolos audisi kemarin. Seharusnya
posisi itu posisimu, Sulli-ya.” Eunji meyakinkan Sulli bahwa ini semua bukan
sepenuhnya kesalahannya.
“Kau sudah puas
sekarang? Pernyataanmu barusan membuatku benar-benar seperti orang bodoh. Aku
mau keluar dari SM! Seumur hidup aku tidak mau menyanyi lagi!” ucap
Sulli setengah berteriak.
Eunji memandangnya tak yakin, tak yakin dengan apa yang barusan dikatakan oleh sahabatnya itu.
“Eunji…apakah kau tahu? Dulu aku juga hampir debut,
tapi tidak jadi. Karena apa? Karena kau. Aku mempercayai kata-katamu ‘Sulli-ya,
aku yakin kita akan debut dalam panggung yang sama’ TAPI SEKARANG APA?!”
“Sulli-ya, mianhae.”
Hanya kalimat itu yang dapat keluar dari mulut Eunji.
“Dwaegeoneun. (tolong jangan bicara lagi)” Sulli menatap Eunji lama. Tapi sedetik kemudian
ia tersenyum. “Terimakasih. Terimakasih
untuk tujuh tahun persahabatan kita.” Sulli tersenyum tipis pada Eunji, kemudian ia keluar dari ruang latihan dengan langkah lebar.
Dan persahabatan mereka
berakhir begitu saja.
^^^
Langkah Sulli terhenti di depan swimming pool gedung
SM. Ia tampak sedang menimbang-nimbang, apakah ia akan turun atau tidak. Sehabis latihan tadi ia melihat Eunji
sedang dikerumuni oleh trainee-trainee lainnya, mungkin mereka sedang
mengucapkan selamat atau apa, dan sebenarnya Sulli sudah tidak peduli lagi. Apakah mantan sahabatnya itu mau salto di depannya lalu berteriak ‘AKU AKAN
DEBUT’, Sulli sudah tidak peduli lagi. Siapa peduli?
Sulli selalu merasa bahagia jika berenang di swimming pool gedung SM. Selain ia menyukai musik, ia juga menyukai menari-nari di atas air—renang—sejak kecil. Sebenarnya swimming pool di gedung SM ini jarang dipakai, hanya Sulli dan beberapa trainee lainnya yang sering berenang disini. Sulli pernah mendengar bahwa swimming pool di gedung ini berhantu, tapi ia tidak peduli. Memangnya apa yang akan dilakukan hantu di swimming pool?
Gadis itu membetulkan kunciran rambutnya, melihat sekeliling dan segera lompat ke air. Beberapa detik Sulli merasa seperti sedang melayang, tetapi kemudian seluruh tubuhnya seperti beku karena kontak dengan air dingin. Ini sudah hampir tengah malam, dan gadis itu sedang berada ditengah-tengah swimming pool lengkap dengan piyamanya. Betapa bodohnya! Sulli segera mengambil alih kontrol tubuhnya dan segera berenang ke permukaan.
Tetapi sesuatu menarik kakinya, seakan memaksa Sulli untuk tetap berada disana. Sulli panik, kakinya menendang-nendang supaya ‘sesuatu’ itu melepaskannya, paling tidak supaya kakinya bisa mencapai permukaan kolam renang itu. Usahanya tidak membuahkan hasil, yang ada sekarang ia kehabisan seluruh tenaganya untuk naik ke permukaan. Bahkan untuk menengok kebawah—untuk melihat apa yang terjadi dengan kakinya—saja rasanya Sulli tidak mampu.
Samar-samar ia melihat seorang pria tersenyum disampingnya. Pucat. Sangat pucat. Namja itu kemudian menatap mata Sulli dalam dan.......bfff. Tidak ada yang terjadi, namun sesuatu yang berat seperti menimpah tubuhnya. Perlahan pandangan Choi Sulli memudar, kemudian kesadarannya hilang sepenuhnya.
^^^
Choi Siwon menatap lawan bicaranya tajam. Setelah ia mendapatkan surat pemecatan dari kantornya dan harus segera meninggalkan officetel* ini, haruskah ia mendengar lagi sesuatu yang hampir membuatnya gila?
“Kau serius ingin membatalkan kontrak kerjamu di SMent, Lee Taemin?” Sebenarnya perkataan Siwon barusan lebih terdengar seperti: ‘Kau serius ingin membuatku mati mendadak disini, Lee Taemin?’
“Aku serius, hyung” Jawabnya singkat, sambil meneguk cokelat panas pemberian Siwon.
Siwon
menatap Taemin dari ujung kaki hingga ujung kepala, pakaian anak lelaki yang
sudah ia anggap sebagai adiknya itu basah, rambutnya juga. “Kau habis berenang
di sungai Han ya?”
Taemin menggeleng cepat, “Bisa mati beku aku, hyung.”
Mendengar gurauan Taemin, Siwon tertawa kecil. Ia kira sejak melihat Taemin masuk dari pintu officetelnya, anak lelaki itu hanya akan bicara ‘iya dan tidak’, ternyata dugaanya Siwon salah. “Kau kan sudah bekerja keras untuk memenangkan audisi di SMent. Lalu? Kontrak kerjamu disana bagaimana?”
“Batal.” ucap Taemin datar, membuat Siwon mendengus kesal.
“YA! Kau kenapa sih! Sudah mati-matian aku mengajarimu menyanyi dari dulu, kau malah membuat gurumu ini kecewa. Memangnya apa yang membuatmu membatalkannya?”
Taemin terkekeh pelan, “Tidak ada.”
“Taemin-ah, kau tahu? Kau punya bakat yang bahkan jarang dimiliki orang lain. Kau punya mimpi yang lebih besar dari orang lain. Kau punya kesempatan yang sangat besar dari orang lain. Dan sekarang kau mau menyia-nyiakannya begitu saja? Bodoh.” Ucap Siwon panjang lebar.
“Maaf hyung. Ada banyak hal yang harus kulaku—“
“Menjadi mahasiswa bodoh yang selalu mengemis beras ke officetelku.“
“Aku akan menggantinya saat aku—“
“Saat kau menang lotre.”
“Aku bisa kerja part time di restoran sushi depan stasiun untuk mendapatkan uang,”
“Tapi mimpimu tidak terwujudkan.” Perkataan Siwon sukses membuat Taemin diam untuk beberapa saat, membuat suasana di officetel itu menjadi sangat awkward. Siwon menepuk pundak Taemin pelan.
“Seseorang pernah berkata padaku, kesempatan itu tidak datang dua kali. Kau punya mimpi dan mimpi itu hampir terwujud. Kau tau? Kau hampir menjadi bagian dari mereka.” Siwon menunjuk ke langit malam di luar jendela, langit malam yang berisikan milyaran bintang yang bersinar terang.
Taemin tersenyum tipis, “Maafkan aku hyung.”
Setelah berkata seperti itu, Taemin segera meninggalkan officetel. Ia bahkan tidak memakai kembali mantel coklat lusuhnya yang tersampir basah di sofa. Siwon benar-benar tidak menyangka bahwa kalimat ‘maafkan aku hyung’ yang diucapkan oleh Taemin saat itu adalah yang terakhir.
Karena Lee Taemin tidak pernah kembali lagi.
*officetel: singkatan dari office+hotel, kantor yang mempunyai fasilitas sederhana untuk tempat tinggal. Bisa digunakan sebagai kantor sekaligus tempat tinggal :D
^^^
“Aaaaaa. Iiiiiiiii. Uuuuu. Eeeeee. Oooooo. Annyeonghaseyo
Kai imnida.” Kai bahagia bukan main, setelah hampir delapan tahun ia terjebak di gedung SM
sebagai arwah gentayangan, akhirnya ia bisa kembali hidup, walaupun hanya
sementara.
“Woaah daebak. Dae-bak.” ucap Kai pada dirinya sendiri. Sebenarnya ia sedang mengecek suaranya, memastikan kalau ia tidak lupa cara berbicara.
Saat Kai sedang memperhatikan tubuh barunya di cermin, tahu-tahu pintu kamarnya terbuka. Kai kaget. Seorang namja kurus berambut cokelat masuk ke dalam kamarnya. Yang membuatnya lebih kaget adalah, wajah namja itu sangat mirip dengan wajahnya.
“Si-siapa kau?” tanya Kai bingung. Ia sempat mengira namja itu adalah reinkarnasinya.
“Aku yang menolongmu di swimming pool. Tidak ingat?”
Kai hanya bisa melongo, “Bukan itu
maksudku. Namamu? Apakah kau bermarga Kim?”
“Bukan. Margaku Lee, Lee Taemin.” Jawab Taemin sambil tersenyum singkat. “Kau tidak mempersilakan aku duduk?”
Kai sebenarnya masih heran, apakah namja ini kembarannya yang hilang? Tapi setahu dia, dia tidak punya kembaran. “Duduk saja.”
Suasana kamar itu mendadak hening, tapi kemudian Kai sadar, mungkin namja di depannya ini adalah teman pemilik tubuh yang sedang dipinjamnya. Karena tidak mau membuat si pemilik tubuhnya marah karena Kai membiarkan temannya ini hanya duduk diam di sofa, akhirnya Kai membuka percakapan. “Jadi....Lee Taemin yang telah menolongku di swimming pool, apa yang membuat kau kemari subuh-subuh begini?”
Taemin tersenyum manis, “Aku hanya ingin memastikan kalau gadis bernama Choi Sulli yang kutolong karena tenggelam semalam baik-baik saja. Lagipula kenapa kau berenang malam-malam?”
Kai menatap Taemin seakan ‘bukan aku yang melakukannya’ lalu tertawa dibuat-buat, “Hahahaha bukan urusanmu.”
Perkataan Kai barusan membuat Taemin tercengang, “Oooh begitu.” Sebenarnya Taemin bingung, Sulli yang ada di depannya bukan seperti Sulli yang selalu diceritakan oleh temannya. Sulli yang baik, ceria dan tidak ketus seperti ini. Padahal Taemin kesini untuk minta maaf karena telah membuat Sulli keluar dari grup EC dan untuk menjelaskan bahwa gadis itu bisa debut dengan EC lagi karena Taemin membatalkan kontrak kerjanya dengan SMent dan tidak jadi debut disana.
Taemin tersenyum lagi, masih dengan senyuman yang tadi. Kalau dilihat dengan jelas, senyum namja ini juga sangat mirip dengan Kai. “Baiklah, sebenarnya aku kesini untuk mengatakan bahwa aku.....ah tidak lebih baik kau yang mencari tahu sendiri. Pergilah ke gedung SM besok.”
“Arasseo.” (baiklah) jawab Kai tidak terlalu mendengarkan apa yang barusan Taemin katakan.
Taemin menunduk. Ia tidak tahu apa lagi yang harus ia katakan. Sejak masuk ke kamar ini, ia kira ia akan melihat senyum manis Sulli, ternyata ia hanya melihat ekspresi bosan, malas dan kesal. Taemin juga tidak mendengar suara ramah dari gadis itu.
Melihat Taemin yang sepertinya sedang memikirkan sesuatu akhirnya Kai bersuara, “Kau tidak mau pulang?”
Taemin menatap Kai ragu. Apakah ia harus pulang dengan perasaan seperti ini? Kecewa? “Oh iya aku....harus pulang.”
Sudah lama Taemin menyukai Sulli dan ia bahkan rela tidak jadi debut di SM dengan Eunji demi gadis ini. Tetapi kelakuan Sulli benar-benar membuatnya merasa seperti orang bodoh.
“Kau sudah baikan?” tanya Taemin sebelum ia meninggalkan kamar ini.
“Eo (ya)”
“Berarti tugasku sudah selesai, aku harus pergi. Oh iya jangan lupa besok kau harus ke gedung SM.”
“Ne, gomawo. (ya terimakasih)”
“Tidak masalah.” Taemin tersenyum sekilas pada Kai, kemudian ia pergi.
Dan Taemin rasa perasaannya pada Sulli juga pergi.
^^^
Choi Sulli menggaruk-garuk pipinya saat ia menyadari ia sedang berada di rumah sakit. Tepatnya di samping pintu kamar di rumah sakit. Betapa kagetnya ia saat ia melihat kakinya tidak menapak lagi di lantai. Hal pertama yang melintas dipikarannya adalah ‘AKU SUDAH MATI’. Kemudian ia menatap sekeliling kamar, ia menemukan dirinya sedang melambai kaku pada seorang namja yang sepertinya pernah ia lihat di suatu tempat, entah dimana. Tunggu dulu, tadi apa? DIRINYA??!
Sulli kaget bukan main. Pagi ini ia mengetahui bahwa dirinya sudah mati sekaligus mengetahui bahwanya dirinya masih hidup. INI GILA! Sulli memukul-mukul pintu kamar, dan ternyata tangannya menembus pintu begitu saja. Sungguh. Ini gila.
“Kalau aku ternyata sudah mati, lalu itu siapa?” Gumam Sulli sambil menunjuk dirinya yang sedang
menguap
lebar diatas kasur empuk, sedangkan dirinya yang ini...melayang di udara.
Kai menoleh ke arah Sulli, “Apa yang sedang kau lihat.”
Mata Sulli terbelalak. “K-kau bicara padaku?”
“Kau kira siapa lagi yang ada di ruangan ini selain kau.”
Sulli shock bukan main, apa sebenarnya yang terjadi? Melihat ekspresi shock Sulli, Kai langsung mengerti.
“Aku sedang meminjam badanmu.”
“Apa maksudnya sih?! Ini pasti hanya mimpi. Bangun Choi Sulli, bangun!” Sulli memukul dan mencubit wajahnya sendiri. Sungguh ia benar-benar sangat bingung.
“Aku arwah yang sedang meminjam tubuhmu. Dan kau belum mati, puas?” Kai menarik selimutnya.
“HAH? KAU ARWAH? APA YANG KAU LAKUKAN! CEPAT KEMBALIKAN TUBUHKU!” Sulli mencoba menarik selimut yang menutupi seluruh badannya. Tetapi sedetik kemudian ia menyadari, kalau ia sekarang tidak bisa menyentuh apapun. Sulli segera mengasihani dirinya sendiri, Choi Sulli yang malang.
^^^
“Kau mau tidur sampai kapan, bodoh!”
Sulli tidak habis pikir kenapa hal semacam ini bisa terjadi pada dirinya. Pertama ia gagal debut sebagai seorang penyanyi, padahal itu impiannya sejak kecil. Kedua Eunji mengkhianatinya, sungguh ia tidak tahu mengapa gadis itu begitu jahat. Ketiga, dengan bodohnya semalam ia nekat berenang di swimming pool gedung SM yang terkenal angker. Dan yang terakhir, ia berurusan dengan arwah gentayangan yang memakai—Sulli tidak rela berpikir tubuhnya di pinjam karena ia bahkan belum mengatakan ‘ya kau boleh meminjam tubuhku’—tubuhnya. Dan sekarang si hantu aneh itu tidak bangun-bangun juga dari tidurnya.
Sulli pikir hal semacam ini hanya ada di film atau drama saja, tetapi tidak. Ini benar-benar terjadi pada dirinya. Sulli benar-benar tidak menyangka mengapa si hantu pemalas itu masuk ke tubuhnya, padahal masih banyak trainee-trainee lain yang setidaknya tidak sedang sedih karena habis dikhianati oleh sahabatnya sendiri. Tapi kenapa harus Sulli? Ia lantas menoleh pada Kai yang sedang menguap lebar, gadis itu benar-benar ingin tau apa alasan Kai.
“Ya! Kau sudah tidur selama dua hari tahu!” ucap Sulli geram.
Kai hanya menatap Sulli malas. Terdengar suara langkah
kaki seseorang menuju kamarnya dan ternyata pemilik suara langkah kaki itu adalah
suster. “Annyeonghaseyo Sulli-ssi, bagaimana tidurmu semalam? Nyenyak? Oh saya
rasa saya harus memeriksa alat infus ini, baru kemarin anda masuk rumah sakit
tetapi anda sudah menghabiskan banyak infus,” kata suster itu lembut seraya
memeriksa alat infus.
Kai menoleh ke arah Sulli, “Kau bukan pembohong yang baik.”
Sulli mendengus kesal, sepertinya susah mengerjai hantu yang ada di tubuhnya sekarang. Walaupun sebenarnya ia tidak tahu, hantu seperti apa yang ada di dalam tubunya, entah itu seorang ibu, nenek, anak kecil atau apalah yang lainnya.
“Maaf? Anda bicara apa tadi, Sulli-ssi?” Tanya suster bingung.
“Aku bilang bantal di rumah sakit ini keras, tolong ganti.” Jawab Kai malas, walaupun awalnya suster itu menatap Kai heran, tapi akhirnya ia mengangguk dan segera pergi untuk mengambil bantal baru.
Dalam waktu singkat Kai sudah melepas jarum infus di tangannya, Sulli memperhatikan Kai bingung. Kai yang merasa diperhatikan oleh Sulli segera beranjak dari kasurnya. “Jangan menatapku seperti itu.”
“Ketus sekali. Seharusnya kau tahu diri! Kau sekarang sedang meminjam tubuhku, ah tidak kau sedang mencuri tubuhku! Aku bahkan belum berkata ‘ya kau boleh meminjamnya’, jadi kau jangan seenaknya! Sekarang beritahu aku siapa kau dan apa yang ingin kau lakukan dengan tubuhku.”
Saat Sulli berkata panjang lebar, tahu-tahu Kai sudah berada di depannya. “Hmm, namaku Kai, aku kelahiran sembilan puluh empat dan aku seorang namja (pria).”
Sulli menatap Kai seakan bertanya ‘hanya itu?’.
“Aku meninggal delapan tahun yang lalu, warna kesukaanku hitam dan aku suka jajan tteokbokki. Cukup?”
“Aku tidak peduli warna kesukaanmu apa, aku hanya ingin tahu apa yang ingin kau lakukan dengan tubuhku. Itu saja.” ungkap Sulli santai, ia tidak tahu sedari tadi lawan bicaranya mendecakan lidahnya kesal.
“Memangnya apa urusanmu untuk tahu semua itu?” kata Kai kesal, “Oh iya tolong pelankan volume suaramu, bodoh. Kupingku sakit.” Begitu Kai mengatakan kalimat itu pada Sulli, ia segera berjalan ke kamar mandi. Tetapi langkahnya terhenti begitu mendengar teriakan Sulli.
“YA! APA YANG INGIN KAU LAKUKAN DISANA?!” Sulli menunjuk pintu toilet yang setengah terbuka, dengan santainya Kai menjawab, “Mandi.”
Mata Kai membulat saat menyadari apa yang barusan ia katakan, “Maaf aku lupa.”
“Kau bilang kau ini seorang namja! Kau pasti mau macam-macam kan dengan tubuhku!”
“A-aniya, aku hanya ingin mandi! Kau tidak tahu ya betapa lengketnya kulitmu!” Kekesalan Kai memuncak, sungguh ia benar-benar salah meminjam tubuh. Seharusnya ia meminjam tubuh seorang namja juga.
Wajah Sulli memerah, baru kali ini ada orang yang mengatakan hal itu. Ah salah baru kali ada hantu yang mengatakan hal itu. Benar-benar memalukan. “Kau tidak boleh mandi. Pokoknya tidak boleh.”
“Tsk. Kalau aku tidak boleh mandi, aku tidak akan keluar dari tubuhmu selamanya.” ucap Kai sambil melipat kedua tangannya.
Sulli tidak mau kalah, ia segera mencari cara untuk membuat hantu yang masuk di tubuhnya tidak melakukan hal itu. “Ka-kalau kau mau tetap mandi. Aku akan menghantuimu selamanya.”
Kai memijat keningnya. Mungkin jika ia tidak mandi untuk beberapa hari ini tidak apa-apa juga, daripada ia gagal menjalankan misinya karena gadis cerewet di depannya ini. Malas sekali.
“Hhh yasudah aku tidak mandi.”
Sulli hampir bersorak riang, baru kali ini ada orang yang mematuhi perintahnya. Ah salah baru kali ini ada
hantu yang mematuhi
perintahnya.
^^^
“Demi Tuhan aku benar-benar shock saat melihat wajah Siwon di depan apartement kita, Baekhyun-ah!”
Mungkin kalau Siwon
punya uang lebih untuk menyewa flat, ia tidak akan semenderita ini, terjebak
bersama dua orang konyol yang super berisik, Chanyeol dan Baekhyun.
Walaupun alasan pertama Siwon berada di apartement itu karena tidak punya tempat tinggal lagi—ia diusir dari officetel—, ia juga rindu dengan Chanyeol dan Baekhyun. Sudah hampir lima tahun Siwon tidak bertemu dengan mereka karena sibuk dengan pekerjaannya. Kalau saja Chanyeol dan Baekhyun bukan tipe orang yang hobi tertawa, pasti pertemuan kembali mereka ini akan dipenuhi dengan pelukan hangat dan air mata bahagia. Sayangnya tidak.
“Kalian tahu tidak apa yang terjadi padaku selama lima tahun terakhir ini?” Tanya Siwon serius pada Chanyeol dan Baekhyun.
Kedua namja konyol itu menggeleng bersamaan, lalu tertawa keras.
Baekhyun menyadari wajah Siwon yang mendadak kesal dan segera angkat bicara, “Apa? Kau ditawari menjadi visual di Super Junior?”
Chanyeol benar-benar tidak bisa menahan tawanya, sekarang ia sudah berguling-guling di lantai. Siwon hanya mendengus kesal, memangnya apa sih yang lucu?
“Sekali lagi kalian tertawa aku bakar apartement ini!” Perkataan Siwon sukses membuat kedua namja konyol itu menutup mulut mereka. “Ne, terimakasih atas pengertian kalian teman-teman. Jadi aku hanya ingin bercerita tentang apa yang ku alami lima tahun terakhir ini. Pada suatu hari aku sedang mengantri di sebuah mini market, ada seorang anak lelaki yang ditahan karena uangnya tidak cukup untuk membayar snack yang ia beli. Karena aku orang yang baik, aku—”
“Geuraeseo naega ‘waw’ rago malhaeyahae? (terus aku harus bilang waw?) Bisakah langsung ke intinya saja?” potong Chanyeol tidak sabaran.
“Okay langsung ke intinya saja. Jadi aku menjadi guru les vocal tanpa bayaran dari seorang anak lelaki yang wajahnya, cara bicaranya, cara menarinya, ah aku rasa semuanya. Sangat sangat sangat mirip dengan….Kai.”
Chanyeol dan Baekhyun melongo parah, “MWORAGO? URI KAI?”
Kedua namja konyol itu shock bukan main, kepala mereka dipenuhi dengan pikiran ‘apakah anak lelaki itu adalah reinkarnasi Kai?’. Siwon yang melihat ekspresi bingung kedua sahabatnya itu segera menceritakan apa yang terjadi selanjutnya, seperti perbedaan Kai dengan anak lelaki itu : Kai ingin sekali menjadi penyanyi tetapi tidak mempunyai kesempatan sama sekali dan anak lelaki itu sebaliknya.
Setelah Siwon bercerita panjang lebar, sekarang giliran Chanyeol dan Baekhyun yang bercerita. Chanyeol bekerja sebagai dj di sebuah radio yang bahkan Siwon tidak pernah dengar namanya, sedangkan Baekhyun bekerja sebagai guru musik di sebuah JHS di Seoul, ia juga bekerja sambilan menjadi penyanyi caffe.
Banyak sekali yang mereka perbincangkan, kenangan-kenangan delapan tahun yang lalu juga menjadi topik perbincangan mereka.
Andai saja Kai masih ada bersama mereka.
^^^
Kalau saat itu ada genie yang menghampiri Sulli dan memberikan three wishes untuknya, gadis itu akan sangat bersukur. Permintaan pertamanya adalah ia ingin hantu yang sekarang sedang makan tteokbokki dengan lahap di depannya itu segera keluar dari tubuhnya, kedua Sulli ingin kembali ke rumah orangtuanya di Jepang dan yang terakhir ia ingin dua permintaanya itu terkabul sekarang juga.
“Jadi….kau meminjam tubuhku hanya untuk makan tteokbokki?”
“Bukan urusanmu.”
“Habis ini kita mau kemana?” Tanya Sulli yang sedang melayang-layang di udara, menyenangkan juga jadi hantu kalau bisa terbang seperti ini. Meskipun sangat aneh berada di depan dirinya sendiri.
“Ke dorm-mu.”
“Buat apa?”
Kai menunjuk pakaian rumah sakit yang masih dipakainya, “Kau tidak malu kalau tubuhmu memakai baju ini terus?”
“Oooh jadi kita ke dorm untuk mengganti pakaian.” Sulli mengangguk paham.
“Tentu.” kata Kai masih dengan ekspresi sleepy-nya. Sebenarnya Sulli tidak rela kalau hantu sejenis Kai yang meminjam tubuhnya. Bayangkan saja, wajah Sulli jadi terlihat sepuluh tahun lebih tua kalau Kai si hantu pemalas itu selalu berbicara ketus dan menguap setiap dua menit sekali. Gila!
^^^
Kai bersumpah akan segera meninggalkan gadis ini setelah misinya selesai. Bagaimana tidak, sepanjang perjalanan mereka menuju dorm, dengan suara berisiknya Sulli protes mengenai bagaimana seharusnya Kai mengontrol ekspresinya jika ia sedang berada di tubuh Sulli. Gadis itu juga bicara soal cara berjalan, seharusnya Kai bisa mengikuti cara berjalan member-member Soshi jika ia ingin meminjam tubuh Sulli. Kalau saja Kai masih hidup dan masih bisa menyumpal mulut seseorang, seseorang itu sudah pasti Sulli.
“Apa aku harus ber-aegyo juga saat bicara dengan namja tampan?” tanya Kai asal. Sulli yang mendengarnya hanya tersenyum kecil sambil menganggukan kepalanya.
Kai baru saja akan menginjakan kakinya ke dorm Sulli saat seseorang memanggilnya. Ternyata orang itu adalah Sehun, namja yang dikagumi Sulli sejak ia menjadi trainee di SM.
“Annyeong, Sulli-ssi.” Sapa Sehun formal. Walaupun ia dan Sulli adalah teman tapi entah mengapa mereka tidak pernah menggunakan banmal (informal).
Sulli bahagia bukan main, ia kira Sehun sudah tidak mau menyapanya lagi karena ia sudah menjadi penyanyi terkenal. Sulli berteriak-teriak heboh sambil menyuruh Kai cepat-cepat membalas salam Sehun.
Tiba-tiba, muncul sebuah ide gila di otak Kai. Sudah lama ia tidak mengerjai orang.
“AAAAH OPPA! Annyeong~~~~ ppuing ppuing >,<”
Sulli dan Sehun terdiam. Hanya Kai yang masih tersenyum manis mengerikan sambil ber-aegyo ria, lebih tepatnya ber-aegyo gagal.
Dengan pakaian rumah sakit, rambut berantakan dan cara bicara yang aneh, haruskah hantu gila itu menambahnya dengan ber-aegyo gagal di depan Sehun? Sungguh Sulli benar-benar ingin mencekik Kai, kalau saja ia bisa.
^^^
“Ya! Berhentilah menangis, lagipula namja jelek itu juga bilang tidak apa-apa.” Sudah hampir delapan kali Kai mengucapkan kalimat itu. Setelah kejadian memalukan tadi, Sulli hilang dan hanya terdengar suara tangisannya saja. Kai sebenarnya agak ngeri, suara tangisan Sulli benar-benar sudah seperti pro. Maksudnya sudah pro sebagai hantu. Setelah berganti pakaian dan mengambil dompet milik Sulli, Kai segera pergi ke halte bus.
Kai bahkan tidak sadar jika suara tangisan Sulli tidak terdengar lagi, padahal itu artinya Sulli sudah tidak bersamanya. Ia benar-benar serius ingin bertemu dengan orang-orang yang telah ia kecewakan sewaktu hidupnya dan segera menyelesaikan semua masalahnya, tentunya masalahnya sewaktu masih hidup.
Sepanjang perjalanan ke halte bus, namja-namja iseng menggodanya. Kai baru tahu begini rasanya menjadi yeoja (perempuan), padahal dandanannya biasa-biasa saja, walaupun tidak bisa dipungkiri wajah yeoja yang sedang dipinjamnya ini memang cantik. Kai menyelipkan beberapa helai rambutnya ke telinga, seharusnya tadi ia menguncirnya. Tapi kan ia sama sekali tidak tahu bagaimana cara menguncir rambut.
“IGE MWOYA?!” (apa-apaan nih!)
Kai segera menoleh ke arah sumber suara. Ternyata itu suara Sulli. Gadis itu kini sudah tidak menangis lagi, mulutnya menganga dan tangannya mengacak-ngacak rambutnya frustasi. Matanya menatap Kai penuh kebencian.
“A-apa?” Tanya Kai takut-takut.
“KELUAR DARI TUBUHKU! KELUAR!” teriak Sulli sambil memukul wajah Kai. Kai terkejut, bukan karena pukulan Sulli yang lumayan sakit, tapi karena Sulli bukan hantu cair lagi tapi dia sudah menjadi hantu padat. Ini musibah!
“Kau pakai baju apa! Pabo! Itu kan baju di kardus yang akan kubuang, itu sudah tidak layak pakai!”
“YA, INI MUSIBAH!” Kai sudah tidak peduli dengan para pejalan kaki yang memperhatikannya bingung. Bicara sendiri di tengah jalan memang bukan hal yang normal.
“IYA INI MUSIBAH! KAU SELALU MEMPERMALUKANKU! AYO GANTI PAKAIAN LAGI!”
“BUKAN ITU MAKSUDKU! KITA SUDAH TIDAK PUNYA WAKTU LAGI! MUSIBAH MUSIBAH MUSIBAH.” Kai menarik tangan Sulli, kemudian ia berlari kencang menuju halte bus.
Begitu mereka sampai di halte, Sulli mulai menyadari sesuatu. Ia bisa menyentuh apapun, berarti….ia bukan hantu cair lagi tapi hantu padat. Benar kata Kai, INI MUSIBAH!
“A-apa yang terjadi kalau sekarang aku hantu padat?” Sulli menatap Kai serius.
Begitu mendengar pertanyaan itu, Kai jadi merasa bersalah. Jika Sulli tau kalau ia tidak bisa kembali ke tubuhnya, gadis ini pasti akan menangis lagi.
“Tidak ada.” ucap Kai. Ia mencoba mengontrol ekspresinya, semoga jadi tidak aneh.
“Geurae?(begitu?) aku dulu pernah membaca sebuah buku tentang pertuka—“
“Woah bus nya sudah datang, kajja (ayo).” potong Kai. Ia menarik tangan Sulli untuk masuk ke dalam bus. Pipi Sulli mendadak memanas, tidak bisakah namja ini meminta izinnya dulu sebelum menarik tangannya, pikir Sulli.
^^^
Kai duduk di samping jendela sedangkan Sulli berada di sebelahnya. Bus-nya tidak terlalu penuh jadi gadis itu bebas duduk dimana saja, dan tempat yang dipilihnya adalah di sebelah Kai.
Kai menyenderkan
kepalanya di sandaran kursi yang tidak bisa dibilang empuk. Matanya terpejam
erat dan deru nafasnya teratur. Sulli memerhatikan Kai selama beberapa detik,
awalnya ia hanya melihat wajahnya sendiri, tapi tiba-tiba muncul bayangan wajah
seorang namja. Kulitnya sangat pucat, bibirnya tipis berwarna kemerahan dan
hidungnya tidak terlalu mancung atau pesek. Demi Tuhan, baru kali ini Sulli
melihat wajah Kai secara langsung dan well….dia tampan!
Sulli tidak habis pikir bagaimana bisa namja setampan Kai bisa mati muda. Sebenarnya ia sangat ingin bertanya, tetapi ia rasa Kai tidak akan mau menceritakannya. Bisa dilihat dari bagaimana cara Kai berbicara padanya, sangat ketus.
Kepala Kai tersandar di pundak kanan Sulli dan membuat gadis itu kaget. Sulli menatap Kai dengan tidak percaya. Sulli mengangkat tangannya, berniat mendorong kepala Kai yang bertumpu di pundaknya. Tapi diurungkan niatnya itu ketika ia melihat wajah Kai. Jantung Sulli berdetak lebih cepat, oh baru kali ini ia merasakan perasaan seperti ini. Apakah ia menyukai Kai? Sulli buru-buru memukul pipinya begitu pikiran itu melintas dibenaknya.
“Apa yang seharusnya kulakukan?” Sulli nyaris terlonjak kaget saat mendengar suara Kai. Sulli menatap Kai dengan mata terbelalak.
Kai membuka matanya perlahan-lahan, “Apa yang harus kulakukan untuk menebus semua kesalahanku?” Kai mengulangi pertanyaannya.
Sulli mengerutkan keningnya. Apa Kai sedang mengigau?
“Apakah mereka semua bahagia sekarang? Tanpa aku?” Kai terus melontarkan pertanyaan tanpa memedulikan tatapan penuh tanda tanya dari gadis disebelahnya.
Perlahan, Kai mengangkat kepalanya dan menatap mata gadis disampingnya lama, “Sulli, apakah kau tidak keberatan mendengar ceritaku?”
Sebenarnya Sulli sangat senang mendengar pertanyaan itu dari mulut Kai, tetapi ia mencoba mengontrol ekspresinya agar tetap tenang. “Te-tentu saja aku tidak keberatan.”
“Bagus. Kau tau tidak kalau aku ini trainee di SM?”
“Mwo? Delapan tahun yang lalu?”
“Ne. Dulu aku adalah trainee di SM. Sebelum masuk kesana, aku dan empat temanku sudah mempunyai grup sendiri. Kami menjadi trainee disana sekitar emmm dua tahun, itu dua tahun yang paling berkesan dalam sejarah hidupku.” Mata Kai menerawang, seakan sedang mengingat masa-masa jayanya dulu.
“Kami bahagia setengah mati saat Mr. Sooman mengatakan grup kami akan debut beberapa bulan lagi.”
Sulli mendengus kesal
saat mendengar nama Sooman.
“Tapi…lelaki tua itu bilang, aku tidak bisa debut dengan grupku itu. Entah apa alasannya, sampai aku mati pun aku tidak tahu. Aku marah, marah pada diriku sendiri dan marah pada semua orang. Menjadi artis adalah impianku sejak dulu, aku bahkan kabur dari rumah saat menjadi trainee di SM. Hingga saat ini aku tidak tahu kabar ibuku, sebelum aku keluar dari rumah, ibu mengatakan sesuatu yang membuatku benar-benar seperti anak durhaka. Dia bilang ‘aku tidak mau melihat wajahmu lagi, kau bukan anakku!’, yah…memang dia tidak mengijinkanku menjadi artis. Sungguh, aku sangat merindukan ibuku.”
Mata Sulli memanas, ia tidak tahu betapa sulitnya kehidupan namja disampingnya ini.
“Aku masih mengingat jelas kejadian di sore itu, aku marah pada semua sahabat-sahabatku, Siwon hyung, Luhan hyung, Baekhyun hyung dan Chanyeol hyung. Betapa bodohnya aku, aku meminta mereka untuk keluar dari SM. Tapi mereka menolak, hahaha bodoh ya kenapa aku meminta mereka melakukan hal itu! Jelas saja mereka tidak mau, itu kan impian besar mereka, aku tidak berhak mengacaukannya. Eh kenapa matamu berkaca-kaca begitu?”
“Lanjutkan pabo!”
“Malamnya, Mr. Sooman memanggilku ke ruangannya. Dia marah besar, ternyata hyungdeul mau keluar dari SM. Tsk. Demi aku. Aku sangat merasa bersalah pada mereka. Malam itu, malam kematianku. Aku tak pernah menyangka seorang Mr. Sooman yang penyayang bisa melakukan semua itu kepadaku. Kau tahu apa yang dia lakukan? Dia menyuruh para bodyguardnya untuk menyeretku ke swimming pool di gedung SM, lalu para bodyguard bodoh itu menenggalamkanku seakan aku bunuh diri. Demi Tuhan, aku tidak bisa melakukan apapun, mereka terlalu banyak emm lebih dari lima orang mungkin.” Kai mencoba mengingat berapa jumlah bodyguard yang membunuhnya.
Saat Kai menoleh ke arah Sulli, air mata gadis itu sudah membasahi wajahnya. Sebenarnya, Kai bukan tipe orang yang akan mengkhawatirkan seorang gadis yang menangis. Tetapi ini beda, saat melihat Sulli menangis rasanya ia sangat merasa bersalah. Perasaan apa ini?
“Ke-kenapa nasibmu…buruk sekali..” ucap Sulli sambil membasuh air matanya.
“Kau ini mengasihaniku atau mengataiku? Nasibmu juga sama sepertiku kan? Ditinggal Eunji debut?”
Mata Sulli terbelalak, dari mana namja ini tahu? “Kau stalker-ku
ya?”
Kai mengabaikan tuduhan Sulli, “Sabar ya. Aku jadi bersyukur nasibku agak lebih bagus dari pada kau. Sahabat-sahabatku saja rela tidak jadi debut demi aku. Eunji? Dia meninggalkanmu kan? Jahat sekali ya.”
“Sebenarnya, dia itu orang yang baik. Tapi....kenapa?” Tanya Sulli lebih ke dirinya sendiri.
“Karena kau tidak akan pernah tau, kapan orang baik akan mengkhianatimu.”
Setelah menceritakan semuanya pada Sulli, perasaan Kai jadi lega. Sudah delapan tahun ia merahasiakan semua ini, bahkan ibu dan sahabat-sahabatnya tahu kalau Kai bunuh diri. Padahal tidak. Ia benar-benar ingin minta maaf pada ibu dan sahabat-sahabatya, setelah itu mungkin ia bisa tenang di alam sana.
Semoga saja begitu.
^^^
“Bagaimana bisa kau menghilangkan dompetku! Itu hadiah ulangtahunku dari Sehun Oppa!”
Kai tidak habis pikir kenapa gadis itu malah mengingat ‘oppa’nya yang aneh itu. Yang paling penting sekarang adalah bagaimana ia bisa mendapatkan uang untuk naik kendaraan umum menuju rumah salah satu dari sahabat-sahabatya itu.
“Dompet pembawa sial.” Kai melesat pergi ke kerumunan orang-orang di taman. Mungkin ia bisa menemukan sumber uang disana, pikirnya.
Sulli melotot, tak percaya, “MWO?! Padahal kan kau yang menghilangkan dompet itu, sekarang malah mengatakan kalau dompet pemberian Sehun Oppa itu pembawa sial! Aigo....hantu ini benar-benar keterlaluan.”
Mata Kai menangkap pamflet yang sedang dipegang yeoja disampingnya. Ia tersenyum manis pada yeoja itu kemudian meminta pamfletnya. Kata pertama yang Kai baca pada pamflet itu adalah ‘500.000 won’,
“Woaah jinjja! (benar-benar)”
Betapa bahagianya Kai ketika ia membaca kata-kata selanjutnya. Ternyata pamflet itu berisikan pengumuman lomba fashion show yang akan diselenggarakan di tempat ini, Hangang Choi di Yeouido. Dan bertepatan pada hari ini. Ah kebetulan sekali!
Kai lantas berlari ke tempat berlangsungnya lomba itu, di ikuti dengan Sulli yang masih mengomel tentang dompetnya yang hilang. Begitu sampai disana, Kai segera berjalan ke tempat pendaftaran. Ia tidak memikirkan apa yang dilakukannya, yang dia pikirkan hanyalah 500.000 won nya.
Setelah Kai mendaftar lomba itu, Sulli baru menyadari sesuatu. Namja itu baru saja mendaftar sebagai calon peserta lomba fashion show.
“YA! IGE MWOYA?! MICHEOSSEO? (kau mau mati?)!” teriak Sulli masih dengan suara cemprengnya.
“Tidak apa-apa, lagipula ini pengalaman pertamaku. Hanya jalan di catwalk kan?” ucap Kai santai sambil melipat kedua tangannya. Tahu-tahu seorang yeoja menghampirinya dan berkata, “Ini gaun untukmu, gantinya disana ya. Bersama sahabat-sahabatmu yang lain.”
Crap. Kai kira ia hanya akan berjalan di catwalk tanpa mengenakan gaun kurang bahan ini. Ternyata.....
Karena tidak punya pilihan lain, akhirnya Kai menerima
gaun itu dan berjalan ke tempat yang telah ditunjukan oleh yeoja tadi. Kai
iseng menoleh ke belakang, Sulli segera menatap Kai sengit, berusaha
menyampaikan mantra ‘neo jugeosseo’ (mati kau) melalui matanya. Kai menatap Sulli
seakan berkata ‘so sorry’ lalu berlalu pergi, menghiraukan teriakan mengerikan dari gadis itu.
Tidak lebih dari sepuluh menit, Kai sudah kembali tanpa mengenakan gaun super mini tersebut. Ia tidak jadi ikut lomba. Ekspresi sleepy Kai sekarang tergantikan dengan ekspresi oh-so-kewl seperti habis melihat sesuatu, hidungnya mengeluarkan darah segar dan lidahnya tak berhenti berdecak kagum. Sulli tahu betul apa yang telah terjadi pada Kai.
“Pengalaman baru ya? Tsk.” Tanya Sulli jahil.
Kai tidak mendengar apa yang dikatakan Sulli, kakinya tak berhenti melangkah entah ke arah mana. Sulli hanya mengikutinya malas dari belakang.
“Aaaah Hyuna~” gumam Kai sambil merentangkan kedua tangannya seperti akan terbang.
Sulli memukul pundak Kai, “YA! APA YANG SUDAH KAU LIHAT?!”
^^^
“Indah ya…”
Sulli menoleh ke arah Kai yang sedang menatap kagum Banpo Bridge—jembatan dengan air mancur yang diperindah dengan cahaya warna-warni LED. Ekspresi wajahnya sudah kembali seperti biasa, ternyata tadi sore Kai berada di antara para yeoja yang sedang mengganti pakaian mereka. Pantas saja Kai sampai mimisan begitu, ia kan namja.
“Apakah kita akan bermalam disini?” Tanya Sulli, tanpa di jawab oleh Kai.
Sulli bergumam kesal.
Sebenarnya air mancur di Banpo Bridge sangat indah, apalagi mereka melihatnya
dari Hangang Park,
tetapi makhluk di sebelahnya ini sukses membuat seluruh aura disana menjadi
suram. Menyebalkan.
Kai menghela napas, lalu membenarkan posisi duduknya menghadap Sulli. “Kita lanjutkan perjalanan besok. Besok pagi kita cari uang, lalu menumpang bus melalui Express Bus Terminal line 8 atau 9.”
Begitu Kai mengatakan hal itu pada Sulli, ia kembali menatap Banpo Bridge penuh rasa kagum. Sulli curiga namja ini baru pertama kali melihat Banpo Bridge.
Kemudian mereka menghabiskan malam itu dalam diam, sibuk dengan pikiran masing-masing.
^^^
Setelah rapat semalaman, keputusan Siwon, Baekhyun dan Chanyeol untuk membuat PH sendiri akhirnya fixed. Sebenarnya ide untuk membuat PH itu hanya lelucon yang keluar asal dari mulut Chanyeol. Tetapi kemudian dianggap serius oleh Siwon dan Baekhyun. Delapan tahun yang lalu mereka gagal debut sebagai artis, impian mereka sudah hilang terbang entah kemana. Dan sekarang tugas mereka mewujudkan mimpi para junior mereka. Kenapa tidak?
“Bagaimana kalau kita aja Luhan juga?” tanya Chanyeol antusias, sudah lama juga kan ia tidak bertemu dengan sahabatnya itu.
“Ide bagus! Aku akan menelponnya!” ucap Siwon tidak kalah antusias. Ia lantas mengambil ponselnya dan segera menelpon Luhan. “Yeboyeso, aah uri Luhan....”
“Baekhyun-ah, kenapa kau diam saja?” tanya Chanyeol heran, ia mengambil minuman yang ada di meja makan, kemudian meneguknya.
“Semalam aku memimpikan Kai.” Ungkap Baekhyun datar, tapi reaksi dari Chanyeol terlalu berlebihan.
“APA?! APA ISI MIMPIMU ITU?”
“Aku sudah agak lupa, yang pasti ia seperti ingin memberitahukanku sesuatu. Tapi entah apa itu.”
Saat Baekhyun menceritakan mimpinya itu pada Chanyeol,
tahu-tahu Siwon sudah ada disampingnya.
Mukanya mendadak serius setelah berbicara di telpon dengan Luhan. “Kita janjian jam sepuluh dengannya di Hangang Park. Dan tadi Luhan bilang.....ia memimpikan Kai.”
Mendadak suasana di apartement mereka menjadi hening.
^^^
Kai membuka matanya perlahan. Ia terbangun karena mendengar suara seorang gadis yang sedang bersenandung, ah Kai kenal sekali suara itu, itu suara Sulli. Sebenarnya ia masih ngantuk dan ingin melanjutkan tidurnya, walaupun tidur di bangku taman sangat tidak nyaman, tapi apa boleh buat.
“Sudah bangun?” Sulli tersenyum sangat manis pada Kai, sakarin saja kalah. Ada apa dengan gadis ini?
Kai mendadak ngeri, ini pasti ada apa-apanya. “Menurutmu?”
“Aigo~ masih ketus. Kau bilang pagi ini kita akan mencari uang? Bagaimana caranya?”
Kai segera menggeleng, membuat Sulli mencibirnya. “Semalam kau serius sekali saat bilang kita akan mencari uang, cih.”
Serius, berada di tubuh seorang yeoja benar-benar membuat Kai menderita. Baru tidur di bangku taman saja rasanya tubuh ini seperti baru dilindas truk. Sakit semua. Belum lagi ketika Kai berjalan, kaki Sulli kan tidak sepanjang miliknya dulu. Jadi ia belum terbiasa. Berjalan dengan kaki pendek sangat menguras banyak waktu dan tenaga.
Kai mengedarkan pandangannya, matanya menangkap sekelompok orang dengan alat musik. Mungkin mereka mau pentas.
“Ikut aku.” ucap Kai singkat pada Sulli.
“Kemana?” Tanya Sulli yang langsung dihadiahi tatapan jangan-banyak-tanya dari Kai.
Pagi hari di Hangang Choi sangat menyenangkan, walaupun Kai mati-matian menahan rasa sakit pada punggungnya. Tetapi ia tetap menikmati semua keindahan yang diberikan oleh Hangang Park.
Sebenarnya dari semalam Kai sudah berusaha untuk menjauhi Sulli. Entah kenapa saat melihat gadis itu, perasaannya menjadi tidak karuan. Apalagi jika kedua mata mereka sudah bertemu, rasanya Kai ingin melompat saja ke sungai Han. Terserah apa perasaan yang sangat mengganggunya ini. Kai tidak terlalu peduli, toh kalau memang ia menyukai Sulli....ah tidak ini pasti hanya perasaan sementara, pikir Kai.
Kai terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri, ia bahkan
tidak sadar bahwa ia sedang berada diantara sekelompok penyanyi jalanan yang
sedang rapat—menurutnya begitu—penting.
“Kita salah tempat! Ayo kita pergi dari sini!” sahut Sulli tidak sabaran. Kai baru saja akan berjalan mengikuti Sulli ketika salah seorang penyanyi jalanan itu berkata, “Aku yakin akan ada banyak orang yang menonton kita kalau ada yang menari. Kyungsoo, kau bisa menari tidak? Kita butuh penari.”
Ternyata ini yang namanya kebetulan, pikir Kai. Ia segera membalikan badannya, dengan senyum termanisnya Kai menghampiri mereka. “Aku bisa menari, bolehkah aku bergabung dengan kalian?”
Kai hampir bersorak saat para penyanyi jalanan itu
menyetujuinya. Dan mulailah mereka mempersiapkan diri mereka untuk tampil, Kai
bahkan tidak menyadari kalau Sulli sudah ada disampingnya. “Oooh jadi ini yang
kau sebut mencari uang.”
Kai mengangguk senang. Ya inilah yang ia sebut dengan mencari uang. Kai jadi teringat dulu dia dan sahabat-sahabatnya sering tampil disini. Menyanyi dan menari menunjukan bakat mereka, lalu mendapat tepuk tangan dari para penonton, dan mendapat uang tentunya.
Kalau dipikir-pikir, daripada menjadi artis di SM, Kai mungkin lebih bahagia menari di tempat ini.
Musik mulai terdengar, Kai mulai menari pada ketukan ketiga. Sungguh, ia sangat merindukan saat-saat dimana ia bisa mengekspresikan perasaannya dengan gerakan, ya menari inilah. Sudah lama sekali ia tidak menari. Meskipun Kai agak lupa dengan gerakan-gerakan andalannya dan agak tidak nyaman menari menggunakan tubuh seorang yeoja, Kai tetap melakukan yang terbaik. Karena ini adalah kesempatan terakhirnya untuk menari.
Kai menangkap pemandangan Sulli yang sedang menatapnya kagum. Dan gadis itu tersenyum padanya, oh sungguh pemandangan yang indah.
Penampilan Kai selesai, ia mendapatkan banyak tepuk tangan. Rasanya Kai ingin sekali terus menari, dan rasanya ia ingin terus hidup di tubuh Sulli. Apalagi kalau gadis itu terus bersamanya, pasti sangat menyenangkan.
Dua pemikiran itu terus mengelilingi kepalanya. Apakah Kai terlalu egois? Ia ingin tetap hidup di tubuh Sulli, tetapi ia tidak ingin Sulli pergi. Yang Kai inginkan adalah gadis itu tetap berada bersamanya.
Tapi bagaimana caranya?
Seandainya ia tidak meminta sahabat-sahabatnya untuk keluar dari SM, pasti Mr. Sooman tidak akan mencelakakannya hingga ia mati. Jika semua itu tidak terjadi, mungkin hingga saat ini Kai masih hidup dan bisa bertemu dengan Sulli.
Jika Kai tetap berada di tubuh Sulli, gadis itu tidak akan bisa mewujudkan mimpinya. Kai tidak boleh egois, delapan tahun yang lalu keegoisannya membuat dirinya sendiri hancur dan sekarang keegoisannya tidak boleh membuat impian Sulli hancur. Sudah Kai putuskan, ia akan mengembalikan tubuh Sulli setelah ia meminta maaf pada ibu dan sahabat-sahabatnya.
Kai baru saja akan mengambil topi berisi uang dari penonton saat ia melihat sahabat-sahabatnya berjalan pergi meninggalkannya. Apakah....ini kebetulan lagi?
^^^
“Aku seperti mengenal gerakan popping gadis itu.” Chanyeol menunjuk Kai yang sedang menari.
Baekhyun menatap Chanyeol sebal, “YA! Kita sudah ditunggu Luhan, tidak ada waktu untuk melihat gadis itu menari. Kajja!”
Chanyeol juga tahu, mereka harus segera bertemu dengan Luhan. Tapi apakah mereka tidak mengingat gerakan popping gadis itu seperti siapa? Chanyeol baru akan kembali ke barisan penonton untuk memastikan siapa gadis itu ketika Siwon menarik tangannya dengan kasar. “Luhan sudah menunggu kita, Yeol.”
Mereka sudah berkumpul di taman, saling menertawakan penampilan mereka yang sekarang. Tidak banyak yang berubah dari Luhan, wajahnya masih seimut dulu saat mereka masih berkumpul di taman ini. Selain ingin menceritakan mimpinya pada Siwon, Chanyeol dan Baekhyun, sebenarnya Luhan juga ingin memberikan surat undangan pernikahannya dengan seorang dokter asal Indonesia. *GUE!!!!!
“Aku kira kau benar-benar rindu pada kami sampai pulang ke Korea. Ternyata ada ini.” Baekhyun tertawa sambil memukul wajah Luhan dengan surat undangan miliknya.
“Aiiiissh. Jangan begitu! Kau tidak tahu ya aku kesepian di Beijing, susah sekali mencari teman yang seperti kalian, tsk.” Ujar Luhan sambil melipat kedua tangannya. Siwon dan Chanyeol sedang sibuk membaca kata demi kata mandarin di surat undangan mereka.
“Kalau kau mau tahu, kami itu limited edition.” Ucap Baekhyun penuh percaya diri, Luhan meliriknya tajam.
“Hhhh terserah kau Mr. Byun. Oh iya, kemarin Siwon bilang kalian akan membuat PH ya? Kebetulan aku punya banyak kenalan yang akan membantu kalian.”
Chanyeol menoleh dengan tatapan kaget campur tidak percaya, “Aigo! Luhan baik sekali!”
“Aku harap kalian akan sukses nantinya. Oh iya, kalian sudah punya calon artisnya?” tanya Luhan serius sambil membuka tutup botol colanya, “Bagaimana kalau aku saja?”
“Kami tidak butuh artis pemalas sepertimu, lagipula aku sudah punya calonnya. Namanya Lee Taemin, namja yang tempo hari aku ceritakan padamu. Ingat tidak? Namja yang sangat mirip dengan Kai.” Ucap Siwon sambil meletakan surat undangan dari Luhan, ia tidak sanggup lagi membaca huruf-huruf mandarin itu.
“Bicara soal Kai...sebenarnya kedatanganku kesini juga ingin membicarakan dia.” Luhan mengecilkan volume suaranya.
“Semalam aku bermimpi tentang Kai juga, dia seperti ingin menyampaikan sesuatu padaku. Tapi aku tidak mengerti apa maksudnya.” Ujar Baekhyun.
“NAH!!! Itu yang ingin aku ceritakan pada kalian, aku juga bermimpi seperti Baekhyun! Karena itu aku langsung terbang kesini, aku rasa ada sesuatu yang membuat Kai tidak tenang.” Jelas Luhan dengan volume suara yang kencang, padahal sebelumnya kecil.
Chanyeol tersenyum nakal sambil menggoyang-goyangkan surat undangannya di depan wajah Luhan, “Aku kira karena ini.” Luhan melirik Chanyeol sinis.
“Sebenarnya, aku tidak yakin Kai meninggal karena bunuh diri.” Siwon menatap segerombol anak-anak SMA yang sedang bersepeda dengan pandangan kosong, “Walaupun kedengarannya aku sudah terlambat untuk mengatakan hal itu pada kalian tetapi aku sangat yakin, Kai bukanlah seorang namja pengecut yang akan mengakhiri hidupnya karena gagal debut.” Sambungnya.
Luhan, Baekhyun dan Chanyeol mengangguk setuju. Mereka juga berpikir seperti itu.
^^^
Angin pagi yang sejuk ini membuat Kai merasa nyaman. Ia sangat bersyukur pada Tuhan bahwa ia masih diijinkan menghirup udara pagi yang segar ini, walaupun bukan lewat tubuh aslinya yang sudah tinggal tengkorak itu.
Kai tersenyum manis pada Sulli, “Sebentar lagi aku akan menyelesaikan tugas ini, itu berarti tubuhmu akan kembali.”
“Baguslah.” Ucap Sulli malu-malu lalu menatap Kai ragu, “Sekarang kita mau kemana?” tanyanya.
“Bertemu dengan sahabat-sahabatku.” Kai tersenyum lagi pada Sulli lalu menarik tangan gadis itu,
“Kajja! (ayo) kita tidak punya banyak waktu.”
Kai jadi teringat kehidupannya yang dulu, ia selalu menyia-nyiakan hidupnya, sekarang ia menyesal. Karena ia telah diberikan kesempatan untuk meminta maaf pada semua orang yang ia cintai, ia berjanji akan menggunakan kesempatan ini dengan baik.
Kai berjalan menyusuri Hangang Park, sebenarnya ia tidak tahu dimana sahabat-sahabatnya berada. Ia hanya berjalan mengikuti kata hatinya. Yang ia pikirkan sekarang adalah, ia akan segera bertemu dengan mereka!
Sebenarnya Kai sudah meminta Sulli untuk tetap berada di depan Banpo Bridge dan tidak terus mengekorinya. Tetapi gadis itu bersikeras untuk tetap ikut dengannya. Kai berhenti mendadak, membuat Sulli menabrak punggungnya pelan.
“YA! Kenapa kau berhenti mendadak!” teriak Sulli membuat telinga Kai sakit. Kai baru saja akan membalas perkataan Sulli ketika tiba-tiba matanya menangkap sosok seseorang yang sangat ia kenal.
“Ya Tuhan, aku melihat mereka.” Kai memperhatikan sahabat-sahabatnya dari kejauhan, matanya memanas. Membuat Sulli semakin bingung.
Sulli melipat kedua tangannya, “Kau kan sedang berada di tubuhku. Apa mereka akan percaya kalau kau mengatakan ‘aku adalah Kai sahabat kalian’?
“Mereka pasti percaya kalau aku Kai.”
“Bagaimana caramu meyakinkan mereka? Aku yakin ini akan sulit.”
“Geurae? (begitu) Lihat saja nanti.” Kai berjalan meninggalkan Sulli, ia menoleh sebentar lalu memamerkan senyuman yang belum pernah ditunjukannya pada gadis itu. Sulli hanya menatap Kai heran lalu bergumam pada dirinya sendiri, “Yang tadi itu apa? Smirk?”
^^^
Seorang yeoja mengusap keringat di keningnya sebelum ia menghampiri Siwon, Chanyeol, Luhan dan Baekhyun. Setelah merasa sudah yakin akhirnya ia menghampiri mereka yang sedang duduk di bawah pohon sambil mengobrol serius.
Yeoja itu tersenyum tipis sambil mencari posisi enak di tengah-tengah keempat sahabat-sahabatnya. Awalnya mereka berempat bingung kenapa ada seorang yeoja yang tiba-tiba duduk ditengah-tengah mereka. Kebingungan itu diperparah dengan tiga kata yang yeoja itu ucapkan dengan logat yang sama dengan logat teman mereka yang sedang mereka bicarakan.
“Annyeonghaseyo Kai imnida.”
Tiga kata itu sukses membuat Siwon, Chanyeol, Luhan dan Baekhyun melongo parah. Tidak ada yang keluar dari mulut mereka saat yeoja tadi mengatakan tiga kata ajaib itu. Selain bingung mereka juga kaget karena logat yang diucapkan oleh yeoja yang sebenarnya adalah Kai itu benar-benar sama dengan Kai. Apalagi ekspresi sleepy-nya, itu khas Kai.
Setelah mematung beberapa detik akhirnya Siwon angkat bicara, “Nu-nuguseyo? (siapa kau?)”
“Kkamjong.”
“Jangan bercanda.”
“Demi Tuhan aku serius.”
Mendengar jawaban Kai, Siwon jadi semakin bingung.
Luhan membisikan sesuatu pada Siwon. “Mungkin saja itu memang Kai. Aku pernah membaca buku tentang pertukaran arwah.” Siwon menatap Luhan ragu, lalu menjawabnya “Bagaimana kalau kita tes saja dia. Setuju?”
Baekhyun sedang membisikan sesuatu juga pada Chanyeol ketika Kai berkata, “Baekhyun hyung, kau bilang dulu kau mau satu apartemen dengan Chanyeol hyung kalau sudah punya penghasilan sendiri. Bagaimana? Sudahkah?”
Baekhyun dan Chanyeol kaget setengah mati, seingat mereka hanya Kai yang tahu hal itu. “Kau siapa sebenarnya?” tanya Chanyeol sambil menunjuk wajah gadis di depannya.
“Sudah kubilang aku ini Kai. Aku ingin mengatakan sesuatu yang penting pada kalian dan waktuku tidak banyak, tolong percaya padaku.”
Siwon menatap mata Kai tajam seakan sedang mencari kejujuran, sedangkan Baekhyun, Luhan dan Chanyeol masih berbisik-bisik untuk menentukan pertanyaan apa yang harus ditanyakan untuk mengetes yeoja yang mengaku-ngaku sebagai teman mereka itu, padahal itu memang Kai.
“Okay, kami punya satu pertanyaan yang hanya diketahui oleh kami dan Kai saja. Tolong simak baik-baik pertanyaan ini. Ayo Chanyeol kau yang tanya dia!” perintah Baekhyun sambil melirik Chanyeol ragu.
Chanyeol membenarkan posisi duduknya, “Hari apa biasanya aku, Kai, Baekhyun, Siwon dan Luhan mandi dan gosok punggung bersama?”
Mungkin pertanyaan tadi
terdengar konyol—Sulli saja setengah mati menahan tawanya saat
mendengar pertanyaan itu—tetapi sudah pasti Siwon, Chanyeol, Luhan dan Baekhyun akan sangat yakin kalau yeoja
di tengah-tengah mereka itu adalah Kai jika ia menjawabnya dengan benar.
Kai menghela nafas, sedari tadi ia sudah khawatir pertanyaan apa yang akan mereka tanyakan. Siapa tahu Kai sudah lupa dengan pertanyaan yang mereka berikan, tetapi ini tidak! Sambil menatap semua sahabat-sahabatnya, ia tersenyum yakin, “Setiap hari Rabu dan Minggu.”
Tidak ada yang berbicara saat itu, Siwon, Chanyeol, Luhan dan Baekhyun bahkan melongo dengan tatapan kaget campur tidak percaya dengan jawaban yeoja di tengah-tengah mereka.
Kai tersenyum penuh
kemenangan, “Apa kalian kurang percaya dengan jawabanku? Aku bahkan
tahu alasan kenapa hari Rabu dan Minggu. Aku masih ingat, hari Rabu adalah
hari yang paling melelahkan, jadwal latihan kita sangat padat jadi kita sering
mandi dan gosok punggung bersama. Dan di hari Minggu kita pentas di tempat ini,
Yeouido. Kita selalu pulang malam dan rasanya sangaaat lelah jadi kita sering
mandi dan gosok punggung bersama. Masih kurang puas dengan jawabanku?”
Siwon, Chanyeol, Luhan dan Baekhyun menggeleng bersamaan. Setahu mereka hanya mereka yang tahu alasan ‘mandi dan gosok punggung bersama’, jika ada orang lain yang tahu dan memberitahu pada yeoja ini pun rasanya sangat tidak mungkin. Lagipula siapa diantara mereka yang rela memberitahu tentang orang lain tentang ‘mandi dan gosok punggung bersama’ itu.
Sebenarnya Kai sangat ingin memeluk sahabat-sahabatnya itu saat pertama kali ia berada di tengah-tengah mereka tetapi itu sangat tidak mungkin, bisa-bisa ia langsung diusir.
Siwon tersenyum pada Kai lalu mendorong Kai, “Aigo uri dancing machine ada disini. Aku percaya, bahkan sangat percaya kalau kau adalah adik kami. Welcome home, boy!” Siwon lantas memeluk Kai diikuti dengan Chanyeol, Luhan dan Baekhyun yang memeluk mereka juga.
Pada akhirnya mereka berkumpul kembali, walaupun dalam suasanan yang berbeda.
^^^
Sulli tidak berhenti mengumpat saat ia tahu para namja itu meninggalkannya sendirian di Yeouido. Setelah melihat reunian yang sangat mengharukan itu Sulli berjalan menjauhi mereka, ia pikir Kai akan memanggilnya jika acaranya sudah selesai, ternyata tidak.
^^^
“Jadi kau tidak bunuh
diri? Bodyguard Mr. Sooman menenggelamkanmu di swimming pool dan
membuatmu seperti bunuh diri, begitu? Oh aku benar-benar shock.”
Siwon membanting tubuhnya ke sofa empuk apartement Baekhyun dan Chanyeol. Ia
satu-satunya orang yang sedari tadi menginterogasi Kai tentang kematiannya, sedangkan yang
lainnya lebih memilih mengajak Kai membicarakan Sulli—yeoja yang dengan baik hatinya meminjamkan
tubuhnya pada Kai—karena dia cantik.
“Ya, seperti yang telah aku ceritakan padamu, Siwon hyung.”
“KITA HARUS LAPOR POLISI!”
“Tidak bisa, kita tidak punya bukti.” ucap Kai santai sambil sesekali memukul Luhan dan Baekhyun yang jail mengelus pipinya, lebih tepatnya pipi Sulli.
“Lalu apa yang harus kita lakukan?”
“Tidak ada.”
Siwon berpikir sejenak. “Hmmm kau benar, tidak ada yang bisa kita lakukan karena kita tidak punya bukti.”
Chanyeol datang dengan
lima gelas americano di nampan yang ia bawa, “Lagipula ia kan
sudah bangkrut sekarang. Kalian dengar tidak? Ia batal mendebutkan siapa
namanya….emmm Eunji dan Taeyang.”
“Taemin, bukan Taeyang.” koreksi Siwon sambil mengambil americano bagiannya, kemudian meneguknya.
Luhan melirik Siwon dengan ekspresi kaget, “Taemin? Lee Taemin yang mirip dengan Kai itu?”
Siwon mengangguk, “Iya. Lee Taemin yang mirip dengan Kkamjong. Aku sebenarnya masih heran mengapa dia membatalkan debutnya di SM. Padahal—”
“Aku tahu alasan mengapa si Taemin yang katanya sangat mirip denganku batal debut.” potong Kai membuat Siwon menatapnya bingung. “Yeoja ini yang membuatnya batal debut. Aku rasa sih si Taemin itu menyukainya. Dia yang menolongku di swimming pool dan membawaku ke rumah sakit.” sambung Kai lalu mengerucutkan bibirnya lucu.
Siwon menggeleng-geleng tak percaya, “Aaaah jinjja Lee Taemin pabo (Aaaah benar-benar si Lee Taemin itu bodoh). Jadi dia rela tidak jadi debut karena cinta, aissssh pantas saja pakaiannya basah saat datang ke officetel-ku, ternyata dia menolongmu.”
Baekhyun tersenyum lebar, ia baru saja mendapatkan ide yang cemerlang. “Bagaimana kalau kita sekalian saja mendebutkan Sulli! Tadi kan Kai bilang Taemin menyukai Sulli, jadi sudah pasti chemistry mereka akan bagus jika mereka satu grup! Lalu kita juga bisa membuat si Sooman kesal, kau bilang Taemin dan Sulli itu dari SM kan, Siwon?” Tanya Baekhyun yang segera diiyakan oleh Siwon. “Wow jinjja! Ini pasti akan menarik hahaha, ‘mantan trainee SM sukses membuat PH sendiri’ WAW!!!” sambung Baekhyun penuh semangat.
“IDE BAGUS!” ucap Siwon diikuti dengan anggukan Luhan dan Chanyeol.
Sebenarnya Kai agak malas mendengar kalimat ‘sudah pasti chemistry mereka akan bagus jika mereka satu grup’, entah kenapa.
Luhan melihat perubahan wajah Kai, “Kau cemburu kalau mereka nanti akan satu grup?” Tanya Luhan seakan tahu apa yang sedang dipikirkan Kai.
“Tidak.”
Chanyeol tertawa keras, “Aigo! Kau menyukai Sulli ya?”
“Tidak.” Kai melipat kedua tangannya. “Tidak tahu.”
Luhan dan Baekhyun tertawa saat mendengar jawaban Kai. Siwon menghampiri Kai, hendak menggodanya. “Waw kau menyukai gadis itu."
Kai hampir berteriak ‘tidak’ ke telinga Siwon ketika ia mendapati sepasang sepatu putih yang dikenalnya berada disamping meja. Kai mengangkat kepalanya. Sulli sudah ada disampingnya, tampak kesal dengan kedua tangan terlipat di depan dada. Kai balas menatapnya takut-takut. Apakah gadis ini mendengar semuanya?
“Kenapa kau meninggalkanku?” Tanya Sulli sambil membasuh air mata yang mengalir di pipi pucatnya. Kai menatap Sulli lalu membisikan sesuatu, “Aku tidak pernah meninggalkanmu. Aku kira kau ada dibelakangku, lagipula kan memang kau selalu mengekoriku kan? Maaf.” Kai tersenyum lembut pada Sulli, “Uljima (jangan menangis).” sambungnya.
Siwon, Chanyeol, Luhan dan Baekhyun saling bertatapan bingung, tidak mengerti dengan apa yang Kai katakan.
Kai menoleh ke arah sahabat-sahabatnya yang masih melongo lalu menunjuk Sulli dengan dagunya, “Perkenalkan dia Choi Sulli.”
“Oh a-annyeonghaseyo Choi Siwon imnida.” Siwon tersenyum ke arah Sulli, walaupun tidak bisa melihatnya.
Baekhyun terkekeh sambil menggaruk tengkuknya, “Andaikan aku punya six sense. Annyeonghaseyo Byun Baekhyun imnida. Senang berekanalan denganmu Sulli-ssi.”
Kai melirik sebal sahabat-sahabatnya yang sedang bekenalan dengan Sulli. Menyebakan sekali mereka. Padahal belum bertemu langsung tapi sudah salang tingkah begini, pikir Kai.
“Sudah-sudah! Waktu perkenalan kalian sudah habis. Sekarang kalian harus mengantarku ke rumah Eomma.” Kai bangun dari duduknya diikuti dengan anggukan Siwon, Luhan, Baekhyun dan Chanyeol.
Waktu Kai hampir habis, yang ingin ia lakukan sekarang adalah bertemu dengan ibunya dan mengatakan sesuatu pada Sulli.
Itu saja.
^^^
Mereka sudah berada di depan gerbang sebuah rumah mewah bergaya Eropa. Sebelum masuk, Kai tidak berhenti-berhentinya menggigit bibir dan mendecakan lidah. Rambutnya sudah dikuncir rapih oleh Baekhyun dan Luhan. Sekarang tinggal menekan bel, masuk kedalam dan bertemu dengan ibunya.
Seorang pria gendut dengan seragam satpam keluar dari posnya. “Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu?”
Kai tersenyum ragu pada pria gendut itu, “Aku punya janji dengan Mrs. Yuri. Bolehkah kami masuk?”
Siwon, Luhan, Baekhyun dan Chanyeol mengangguk bersamaan.
“Oh kalian teman-teman Kai doryeonim (tuan muda Kai) ya?” tanya pria gendut itu sambil menekan remote pagar yang langsung terbuka dengan sendirinya.
“Iya kami teman-teman Kai!” Luhan menjawab pertanyaan itu dengan penuh semangat, Kai terkekeh pelan.
Setelah perbincangan garing dengan pria gendut yang ternyata satpam baru di rumah Kai itu, akhirnya mereka diizinkan masuk. Kai dan teman-temannya masuk ke dalam sebuah ruangan besar bercat baby blue yang ternyata adalah ruang tamu, diikuti dengan Sulli yang terus berada di samping mereka.
Kai menatap sekeliling. Banyak sekali yang berubah pada rumah ini, ia jadi semakin penasaran ingin melihat kamarnya. Apa sekarang sudah menjadi ruang merangkai bunga ibunya? Atau malah menjadi gudang?
Siwon menepuk pundak Kai yang masih asik dengan
pikirannya sendiri, “Cepat temui eomma-mu. Biar kami tunggu disini.”
“Terimakasih, hyung.” Ucap Kai segera melangkahkan kakinya ke kamar ibunya.
Kamar ibu Kai terletak di lantai dua, sebelum kesana ia melewati kamarnya. Kamar dengan pintu berwarna kuning dan tulisan ‘dream land’ itu terasa sangat nyata sekali bagi Kai. Ia jadi tidak sabar ingin masuk. Kai membuka kenop pintunya pelan, mencoba untuk tidak membuat suara sekecil apapun.
Kai kaget bukan main, kamarnya bukanlah sebuah tempat merangkai bunga atau gudang seperti yang sebelumnya Kai bayangkan. Matanya terbelalak melihat betapa rapinya kamar itu. Tanpa debu, seperti selalu dibersihkan setiap hari. Seingatnya semua pembantu di rumahnya dilarang keras untuk membersihkan kamar pribadi milik keluarganya. Ibu Kai lebih suka membersihkannya sendiri. Mata Kai memanas, apa ibunya masih mengingat dirinya sampai-sampai kamar miliknya sangat bersih begini?
Kai menatap langit-langit kamarnya yang bergambar kilauan bintang di langit. “Aku harus segera bertemu dengan eomma.”
Seperti yang sudah-sudah, Sulli selalu mengikuti Kai dari belakang. Walaupun ia tidak tahu apakah Kai menyadari kehadirannya atau tidak. Sulli memperhatikan Kai yang sedang mendekati seorang wanita berusia kurang lebih lima puluh tahunan yang sedang membersihkan duri mawar merah. Ketika mata wanita itu bertemu dengan mata Kai, Sulli merasakan sebuah aura positif di sekitarnya.
Wanita itu beranjak dari duduknya dan tersenyum lembut pada Kai, wajah dan cara tersenyumnya sangat mirip dengan Kai, sudah pasti wanita itu adalah Mrs. Yuri, ibu Kai, pikir Sulli.
“A-annyeonghaseyo Choi Sulli imnida.” Ucap Kai gugup sambil tersenyum penuh arti pada Mrs. Yuri. Mungkin ia sangat rindu dengannya sambil tidak bisa berkata apa-apa lagi.
Mrs. Yuri mempersilahkan Kai duduk dan meminta pembantunya untuk membuatkan Kai minum. Mrs. Yuri menatap Kai lembut, “Jadi....kau ini temannya Kai?”
“Aku kekasihnya.” Jawab Kai iseng membuat Sulli salah tingkah di belakangnya.
Mrs. Yuri tertawa lucu, “Woah anakku tidak pernah bercerita kalau ia punya yeojachingu (pacar) secantik kau.”
Kai ikut tertawa, “Terimakasih. Oh ia barusan aku melihat kamar Kai, bersiiih sekali.”
“Aku memang membersihkan kamar itu setiap hari. Dulu saat ia masih hidup, aku selalu memarahinya karena kamarnya selalu berantakan. Kalau sekarang sangat sepi, tidak ada yang mengotori atau membuat kamar itu berantakan. Hahaha aku juga jadi tidak pernah marah-marah lagi di kamar itu.” Ujar Mrs. Yuri masih dengan ekspresi ramahnya.
Kai agak miris mendengar cerita ibunya. Ia kira ibunya sudah melupakannya, Kai kan bertengkar dengan ibunya sebelum ia meninggal. Ia kira ibunya akan membencinya sekarang, ternyata tidak. “Kau ibu yang baik.”
Mrs. Yuri tersenyum ramah, “Semua ibu memang seperti ini.”
Kai tersentuh mendengar jawaban ibunya lalu ia berpikir sebentar dan bertanya, “Setelah delapan tahun kematiannya, kau tidak melupakannya?”
“Apa yang bisa membuatku melupakannya? Tidak ada.” Jawab Mrs. Yuri sambil memandang kosong mawar di tangannya. “Kai anak yang sangat keraaaas kepala dan dia akan melakukan apapun untuk mewujudkan mimpinya. Sampai pada suatu hari aku mendapat telepon bahwa anak itu meninggal bunuh diri di gedung SM, aku shock dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Aku tahu Kai adalah anak yang sangat ambisius, tetapi aku tidak percaya kalau Kai sampai bunuh diri karena gagal menggapai mimpinya. Anakku tidak mungkin melakukan hal itu.” Sambung Mrs. Yuri dengan mata berkaca-kaca.
Kai tidak tahu apa yang harus ia lakukan, ingin sekali ia memeluk wanita yang sangat dicintainya itu. “Mrs. Yuri, ada yang ingin kukatakan padamu. Ini soal Kai.”
Mrs. Yuri mengangguk pelan.
“Walaupun terdengar aneh dan tidak mungkin, tapi dengarkanlah. Beberapa waktu yang lalu Kai memintaku untuk menyampaikan sebuah pesan. Katanya kau harus hidup dengan baik dan bahagia. Jangan percaya kalau Kai meninggal karena bunuh diri. Itu sama sekali tidak benar. Kai juga minta maaf dari lubuk hati terdalam padamu, maaf atas semua hal bodoh yang telah ia lakukan, maaf karena ia tidak menuruti perkataanmu untuk tetap tinggal disini dan tidak masuk SM. Dia juga bilang dia sangat mencintaimu melebihi apapun. Dia ingin kau hidup dengan baik dan bahagia walaupun tanpanya, itu saja.” Kai berusaha menahan air mata yang hampir tumpah.
Mrs. Yuri terlihat sangat kaget dengan pesan anaknya, air matanya sudah membanjiri wajahnya. Keinginan Kai untuk memeluk ibunya sudah tidak terbendung lagi, ia segera bangkit dan memeluk tubuh ibunya. Semua perasaan sedih, terharu, bahagia mencuat jadi satu.
Mrs. Yuri membalas pelukan Kai dan berkata dengan sedikit tidak jelas karena suara tangisnya, “Eomma percaya padamu Kai. Sampai kapanpun kau akan menjadi anak yang baik dan manis di mata eomma. Semoga kau tenang dan bahagia di alam sana, nak.”
“Eomma saranghaeyo (ibu, aku mencintaimu).” Bisiknya dengan volume suara sangat kecil dan mungkin tidak terdengar oleh ibunya.
Betapa Kai mensyukuri kesempatan yang ia dapatkan, memperbaiki hubungannya dengan ibu dan sahabat-sahabatnya, bisa kembali hidup walaupun hanya sementara dan yang terakhir adalah dapat bertemu dengan seorang yeoja selama ini dia cari, Sulli. Yeoja itu menangis terharu di belakang Kai saat menyaksikan pertemuan kembali ibu dan anak itu. Sulli berjanji pada dirinya sendiri untuk mengunjungi Mrs. Yuri nanti.
Setelah Kai memeluk dan mencium kening ibunya, ia segera kembali ke bawah untuk pulang. Walau rasanya sangat berat tapi ia sangat bersyukur.
Apakah ini yang namanya kesempatan kedua?
^^^
“Mianhae hal gotkkajineun obso. (Tidak ada yang perlu dimaafkan)” Setidaknya itu yang selalu dikatakan oleh Siwon, Luhan, Baekhyun dan Chanyeol saat Kai beberapa kali minta maaf pada mereka.
“Kami sangat senang bisa kembali bertemu denganmu lagi, Kkamjonginnie!” ucap Baekhyun sambil menepuk pundak Kai.
Siwon tersenyum tulus pada Kai, “Kau jangan merasa bersalah karena kami tidak jadi debut delapan tahun yang lalu.”
“Benar kata Siwon! Kami memang ingin menjadi bintang saat itu, tetapi untuk saat ini akan lebih menyenangkan untuk membuat bintang menjadi lebih bersinar.” Kata Chanyeol penuh semangat, walaupun Kai agak tidak mengerti dengan perkataan Chanyeol barusan.
Luhan yang baru keluar dari kamar mandi apartement Baekhyun dan Chanyeol segera memeluk Kai dari belakang, mungkin sedang mencari kesempatan karena Kai sedang berapa di tubuh Sulli. “Aku pasti akan sangat merindukanmu, Kai.”
Kai mendengus kesal, “Kau benar-benar mencari kesempatan ya!”
Tawa Baekhyun dan Chanyeol pecah membuat seiisi ruangan menjadi heboh. Setelah Kai memeluk satu per satu dari mereka akhirnya Kai meninggalkan apartement itu karena masih ada satu orang yang belum ia peluk.
Kepergian Kai saat itu ternyata lebih sedih daripada delapan tahun yang lalu, Siwon yang terkenal jarang menangis bahkan tertangkap oleh Baekhyun sedang membasuh air matanya. Walau bagaimanapun, mereka harus bisa merelakan kepergian Kai.
Selamat jalan sahabat terbaik kami! Uri dancing machine!
^^^
Malam ini, langitnya dipenuhi oleh bintang yang bersinar terang. Kai masih sibuk mencari sosok yang ia cari. Seorang gadis cerewet dengan suara berisiknyalah yang ingin terakhir kali Kai temui, Choi Sulli. Tetapi anehnya Kai belum melihat gadis itu sejak pulang ke apartemen Baekhyun dan Chanyeol. Gadis cerewet itu hilang, entah kemana.
Tempat pertama yang Kai kunjungi untuk mencari gadis itu adalah swimming pool gedung SM, lalu rumah sakit tempat pertama kali mereka bertemu dan yang terakhir adalah tempat ini, Hangang Park.
Kai menghentikan langkahnya, sudah hampir dua jam ia mencari Sulli. Tetapi ia belum menemukannya juga. Kai jadi khawatir kalau Sulli sudah hilang dan sepenuhnya menjadi hantu padat. Rasa khawatir Kai menghilang saat matanya menangkap sosok yang sangat ia kenal. Choi Sulli sedang duduk di bangku taman sambil menatap kagum lampu-lampu Banpo Bridge yang indah.
Kai segera berlari ke tempat yeoja itu. Sulli kaget melihat Kai sudah duduk disampingnya.
Kai menatap Sulli sambil melipat kedua tangannya, pura-pura kesal, “Kenapa kau menghilang?”
“Kenapa kau ada disini?”
“Kenapa kau meninggalkanku?” tanya Kai membuat pipi Sulli memanas.
“Kenapa kau banyak bertanya?”
“YA!!!”
Sulli tidak mau kalah, “YAAAAAA!!!”
Suasana seketika menjadi canggung. Sulli membetulkan posisi duduknya lalu menghadap Kai yang sedang menatapnya, “Ke-kenapa tadi.....emmm saat bertemu dengan ibumu itu....emmm kau bilang kalau aku ini kekasihmu?”
“Oh itu hahaha kalau kau benar kekasihku bagaimana?” goda Kai.
“Hahaha itu tidak akan bisa.” Ucap Sulli sambil memukul pelan pundak Kai. Sulli memperhatikan wajahnya, lagi-lagi bayangan itu muncul. Bayangan wajah asli Kai. Sulli dapat melihat sorot mata bahagia namja itu. Seperti hidup kembali.
Kai menatap mata Sulli dalam, “Kita harus berpisah sekarang, Sulli-ya.”
“Se-sekarang?” tanya Sulli tidak percaya.
“Iya aku harus segera pergi.” Ucap Kai sambil tersenyum lembut. “Kenapa? Kau tidak rela kalau aku pergi ya? Kau menyukaiku kan, Sulli-ya? Hahaha.” Goda Kai yang langsung dihadiahi anggukan oleh Sulli, padahal tadi Kai hanya iseng menggoda Sulli tetapi ternyata benar Sulli menyukainya.
“Iya benar. Aku menyukaimu sejak bayangan dirimu muncul di depanku. Jadi Kai.....kaljima (jangan pergi).” Pinta Sulli sambil menahan tangan Kai.
“Kita harus segera bertukar kembali, Sulli-ya.”
“Kalau pada akhirnya kau akan pergi, aku tidak mau.” Kata Sulli membuat mata Kai terbelalak.
“Perjalanan hidupmu masih panjang, Sulli-ya.”
Sulli semakin memperkuat pegangan tangannya pada Kai, “Aku hanya ingin kau tetap bersamaku. Kaljima.”
“Tidak bisa. Aku tidak mau jadi hantu gentayangan yang menjalin cinta dengan manusia. Aneh sekali.”
“Aku tidak peduli. Kai, kaljima, aku membutuhkanmu….”
Kai menatap Sulli dalam, “Jangan seperti ini Sulli-ya. Memangnya tidak ada namja lain di muka bumi ini?”
Sulli balas menatap Kai sebal. Dalam situasi seperti ini kenapa bisa namja itu bercanda. “Tidak ada yang seperti dirimu.”
“Hmm sepertinya aku lupa cerita. Saat di rumah sakit ada seorang namja yang sangat baik hati, dia yang menolongmu di swimming pool dan dia rela membatalkan debutnya dengan Eunji demi dirimu. Kau harus bertemu dengannya.” Kata Kai sambil tersenyum tulus pada Sulli.
Sulli sedikit mengingatnya, sepertinya Eunji pernah mengatakan soal orang yang lolos audisi dan menggantikan posisinya itu, jadi....sekarang namja itu tidak jadi debut demi dirinya?
Sulli belum mengatakan apapun saat Kai tiba-tiba menatapnya dengan sangat lembut, “Sulli-ya, ini permintaanku yang terakhir. Kau harus hidup dengan baik dan bahagia. Wujudkan mimpimu karena jalanmu masih panjang. Tolong lupakan aku, aku harap kau segera bertemu dengan Kai yang lain. Aku mencintaimu.”
Kalimat itu adalah kalimat terakhir Kai ketika hembusan angin besar yang entah datang dari mana menerpa dirinya. Seketika itu Sulli mendapati dirinya sudah seperti semula, tetapi ada sesuatu yang hilang. Namja yang baru saja mengatakan ‘aku mencintaimu’ pada Sulli sudah pergi.
Dan Sulli tahu, ia tidak akan melihatnya lagi.
^^^
2 months later
Sulli sedang menghabiskan tteobokkinya saat seorang namja tinggi yang sekarang sudah sangat akrab dengannya menghampirinya.
“Kau belum bertemu dengan pasangan duetmu ya?” tanya Chanyeol yang sekarang menjadi calon manager Sulli. Sekarang Sulli sedang sibuk-sibuknya memepersiapkan debutnya di PH teman-teman Kai.
Sulli hanya menggeleng dengan mulut yang masih penuh tteobokki. Sebenarnya Sulli tidak terlalu suka dengan makanan yang sedang dimakannya itu, tetapi setiap makan tteobokki perasaan senangnya meningkat beberapa persen. Mungkin itu juga yang dirasakan oleh Kai, pikir Sulli.
Chanyeol melirik Sulli aneh, “Harusnya kau sudah berkenalan dengan dia sejak jauh-jauh hari. Dia saja mengenalmu, masa kau tidak.” Ucap Chanyeol persis seorang kakek yang sedang menasehati cucunya. “Ingat ya namanya Lee Taemin, dia ada di ruang latihan.” Sambungnya.
Sebenarnya Sulli sudah tahu, manager cerewetnya itu pasti akan menyuruhnya berkenalan dengan orang yang bernama Lee Taemin itu cepat atau lambat. Sulli menjitak kepala Chanyeol saat ia akan meninggalkan ruangan itu. Saat dalam perjalanan, Sulli teringat sesuatu, sepertinya ia tidak asing dengan nama ‘Lee Taemin’. Saat itu juga Sulli langsung bisa mengingat semuanya, namja itu adalah namja yang menolongnya dan membatalkan debutnya demi Sulli.
Langkah Sulli terhenti di depan ruang latihan. Ia benar-benar sudah tidak sabar melihat seperti apa namja itu. Matanya terbelalak seakan tidak percaya dengan pemandangan yang sedang ia lihat. Seorang namja berambut cokelat yang wajahnya sangat mirip Kai. Tapi...apakah sifatnya juga sama dengan Kai?
“Apa yang sedang kau lihat.” Sulli tersentak kaget saat mendengar suara itu. Ternyata suara itu adalah suara Taemin.
Mata Sulli membulat. “K-kau bicara padaku?”
“Kau kira siapa lagi yang ada di ruangan ini selain kau.”
Ia jadi teringat dengan seseorang yang mengatakan kalimat-kalimat itu. Orang itu adalah Kai. WAW! Bahkan awal pertemuan mereka pun sama dengan awal pertemuannya dengan Kai?
Tanpa Sulli sadari sudut bibirnya perlahan terangkat. Ia telah menemukan Kai nya yang lain.
“Chajatta” (aku menemukanmu)
END :D oh oh oh oppareul saranghae ß sarap
AKHIRNYA SELESAI YA AMPUN!!! WALAUPUN JADINYA ANCUR DAN ANEH GAPAPA YG PENTING SELESAI OH OH OH OPPAREUL SARANGHAE!!!!
-sulli choi, kapan aja boleh.
Aaaaa keren kayak komik Mikoo yg pas dia berenang juga <3
ReplyDeleteWooooooaaaaw Kak Adila kok tiba2 mampir ke blog ini?wkwkwk makasih loh udh bacaaa
ReplyDeleteIya aku kan kloningan Mikonya...ff ini keren? Tapi menurut aku standar deh kak kaya sinetron HIKZ HIKZ